Sunday, March 9, 2014

TEKNOLOGI TERBARU OTOMOTIF


Teknologi di industri permobilan mengalami perkembangan pesat. Berbagai inovasi dihadirkan untuk memberikan kenyamanan, keamanan, hingga menciptakan pengendaraan yang lebih berkualitas. Berbicara teknologi, banyak yang dimulai dari mimpi. Misalkan saja dulu tidak pernah terpikir mobil dapat parkir sendiri atau antar-kendaraan bisa ‘berkomunikasi’ untuk menghindari kecelakaan. Tapi, sekarang semuanya sudah terwujud, bahkan  hingga ke teknologi yang memungkinkan pengereman dilakukan secara otomatis, ketika berhadapan dengan kendaraan lain. Semua teknologi itu tentunya membuat mobil semakin bermanfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan.
Parkir Pintar (Active Park Assist)
Lexus termasuk perusahaan yang pertama kali mengaplikasikan teknologi parkir pintar ini. Terakhir, Ford Motor Company (FMC) mengenalkan Active Park Assist yang akan diaplikasi pada Lincoln MKS sedan dan MKT crossover. Teknologi ini menggunakan sistem sensor ultrasonic dan electric power assisted steering (EPAS) untuk memposisikan secara otomatis kendaraan, dengan cara mengkalkulasi dan mengoptimalkan sudut lingkar kemudi saat melakukan parkir paralel.
Pengemudi cukup menekan tombol Active Park Assist dan mobil bisa secara cepat, mudah, dan aman memarkir kendaraan tanpa perlu menyentuh lingkar kemudi. Tampilan visual atau audio akan memberitahukan pengendara terhadap jarak dengan mobil lain, obyek, atau orang.
Pengereman Otomatis dan Pre-Crash
Volvo menghadirkan teknologi keselamatan yang disebut Collision Warning with Full Auto Brake (CWAB). Fitur terbaru ini akan mendeteksi posisi kendaraan di depan melalui radar dan sensor kamera, lalu akan memicu sistem pengereman secara otomatis, bila pengemudi tidak menyadari adanya potensi kecelakaan.
Jarak efektif dengan kendaraan lain yang bisa ditangkap radar dan kamera sekitar 150 m. Ketika jaraknya mendekat, sistem ini akan memberi peringatan kepada pengemudi. Bila pengemudi tidak merespon, maka CWAB secara otomatis akan mengerem kendaraan. XC60 juga mengaplikasi City Safety yang dilengkapi sensor laser. Sensor ini mampu memonitor berbagai obyek pada jarak lebih dari 10 meter dan apabila membaca adanya persimpangan dan kemacetan lalu-lintas di dalam kota, pesan sinyal akan disampaikan kepada komputer agar kecepatan XC60 dikurangi. Misalnya, di kecepatan di atas 15 kpj, komputer secara otomatis akan menekan rem 50% apabila terdapat kendaraan yang melaju pelan atau berhenti di depan dan tidak diketahui pengemudi.
Toyota juga memiliki teknologi yang hampir serupa dan dinamakan Front-side Pre-crash Safety System dan Pre-crash Seatback, yang dipakai Toyota Crown. Inovasi Toyota ini mampu memprediksi secara akurat skenario akan terjadinya tabrakan dengan menggunakan gelombang radar yang dipancarkan secara diagonal ke kanan dan ke kiri kendaraan. Hal ini untuk mendeteksi kendaraan yang melaju kencang dari persimpangan jalan.
Pre-Crash system juga mengendalikan banyak hal, seperti pengatur sandaran kursi dan sabuk pengaman penumpang depan dan belakang. Sistem ini juga akan menegakkan sandaran kursi agar airbag bisa memberikan perlindungan maksimal. Pre-Crash Intelligent Head restraint disiapkan untuk mengurangi risiko cidera leher akibat hentakan dari belakang.
Reduksi Emisi NOx
Mazda mencatatkan CX-7 sebagai mobil penumpang pertama di Jepang yang menggunakan Urea Selective Catalytic Reduction (SCR) untuk mesin diesel. Tujuannya jelas, Mazda ingin mengubah persepsi bahwa SUV menjadi penghasil emisi gas buang terbesar. Melalui teknologi baru ini, pembakaran mesin MZR-CD 2.2L turbo diesel yang menghasilkan sisa Nitrous Oxide (NOx) akan dibersihkan melalui penyemprotan urea cair. Penggunaan sistem ini berdampak pada konsumsi bahan bakar yang lebih efisien dan menekan emisi CO2 (dari mesin bensin). Berkat teknologi SCR, CX-7 facelift bisa melenggang dengan sempurna untuk lolos dari regulasi emisi Euro5.
SCR dan urea cair ini disimpan di tempat khusus di belakang dengan tidak mengurangi ruang penumpang belakang. Untunglah mesin diesel CX-7 sudah rendah emisi sehingga tangki penyimpanan urea cair berukuran kecil. Urea cair ini merupakan zat kimia yang tidak berbahaya dan umum digunakan sebagai pelengkap pada pelembab kulit dan krim pelembut tangan.
Pengendali Pasokan Oksigen di Ruang Bakar
Selama ini pengaturan pasokan bahan bakar diatur seiring pijakan pedal akselerator, sehingga kendali pasokan oksigen diatur sesuai bukaan katup pada throttle di ujung saluran masuk atau besar kecilnya celah katup masuk. Gerakan buka-tutup katup ini memiliki durasi yang berlangsung konstan. Namun, gerakan konstan ini terkadang tidak sesuai kebutuhan mesin, karena pada saat tertentu mesin terbebani, yang membuatnya kehilangan daya optimum.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Fiat melakukan riset yang menghasilkan sebuah sistem yang dapat mengubah gerak katup dari konstan menjadi variabel atau sesuai kebutuhan. Fiat mulai memperkenalkan rancangan ini untuk pertama kalinya pada 1960 dan kini telah disempurnakan menjadi teknologi MultiAir. Prinsip kerjanya terkonsentrasi pada pergerakan katup pasokan masuk udara dalam mengatur jumlah udara ke ruang bakar. Dengan mengandalkan pergerakan piston dan camshaft yang akan mengerakan katup saat piston di posisi hisap (siklus 4-tak yang pertama), sebuah solenoid akan mengatur durasi katup masuk tersebut.
Sejauh ini, teknologi pengaturan buka-tutup katup sebenarnya telah banyak dikembangkan oleh manufaktur lain. Sebut saja, 4-valve technonolgy dari Mercedes atau VANOS (Variable Nockenwellen Steuerung) dan Valvetronic milik BMW. Dari ranah manufaktur Jepang, nama VVT-i (Variable Valve Timing) dari Toyota atau VTEC (Variable Valve Timing and Lift Electronic Control) kepunyaan Honda, serta MIVEC (Mitsubishi Innovative Valve timing Electronic Control system). Namun, kebanyakan teknologi itu memakai sistem elektronik sebagai kendali rangkaiannya, dengan menggunakan ECU terpisah serta aktuator yang disematkan pada ujung camshaft dan cara ini memiliki tingkat kerumitan cukup tinggi. Hal inilah yang lantas disederhanakan Fiat dengan memanfaatkan oli mesin.
Berkat MultiAir, tenaga puncak mobil diklaim naik sekitar 10%. Tidak hanya itu, torsi pada putaran mesin rendah meningkat hingga 15% karena udara masuk lebih banyak. Kerugian mekanis akibat gesekan antar komponen mesin (pumping loss) juga berkurang hingga 10%, diikuti turunnya output emisi CO2. Dengan cara ini pula, konsumsi BBM terpangkas 25% dibanding mesin lain dengan kapasitas dan jumlah silinder sama, dan menekan emisi gas buang karbon monoksida 40% serta nitrogen oksida 60%. Rencananya, teknologi MultiAir ini diterapkan pada mesin 16-katup 1,4 liter milik Alfa Romeo MiTo di akhir 2009.
Pelacak Pejalan Kaki dan Pengendara Sepeda
BMW Group Research & Technology bekerjasama dengan beberapa institut riset di Jerman mengembangkan teknologi Car-2-X Communication. Teknologi ini diciptakan untuk menghindarkan mobil dari kemungkinan menabrak pejalan kaki atau pengendara sepeda yang berjalan di sela-sela mobil-mobil yang sedang terparkir. Pencegahan terjadinya insiden kecelakaan itu didapat melalui penerimaan data dan teknologi pelacakan, termasuk kerjasama sistem sensor antara kendaraan dan transponder yang hasilnya membuat pejalan kaki bisa teridentifikasi.
Proyek yang dalam bahasa Jerman disebut ‘AMULETT’ tersebut dibiayai Kementerian Negara Ekonomi, Infrastruktur, Transportasi, dan Teknologi Jerman selama tiga tahun. Dalam mengerjakannya, BMW menggandeng berbagai pihak seperti Continental Safety Engineering International GmbH, Fraunhofer Institute for Integrated Circuits, Institute for High Frequency Engineering at Munich’s Technical University, dan ZENTEC GmbH.
Sistem Car-2-X Communication menggunakan RFID (Radio Frequency Identification) yang di masa depan akan terintegrasi dengan tas sekolah, telepon mobil, atau tongkat berjalan. Secara singkat cara kerjanya, mobil akan mengidentifikasi sinyal elektromagnet yang dipacarkan transponder pada frekuensi 2,4 GHz dan data tersebut diolah melalui tampilan visual, sehingga pengemudi mengetahui posisi pejalan kaki meskipun tidak terlihat.
Layar Terpisah (Splitview)
Mercedes-Benz memahami keinginan antara pengemudi dan penumpang depan yang berbeda dalam menikmati monitor yang terdapat pada kendaraan. Untuk itu, generasi S-class berikutnya akan memiliki fitur yang disebut Splitview Comand Display. Teknologi baru yang dibuat melalui kerjasama dengan Bosch ini menjadikan monitor pada dashboard dapat menampilkan tayangan berbeda, tergantung posisi pengemudi dan penumpang depan.
Misalnya, pengemudi menginginkan peta navigasi, sedangkan penumpang depan secara bersamaan menginginkan memutar film DVD favoritnya untuk menghilangkan kejenuhan saat berkendara, maka layar yang sama akan menampilkan dua tampilan berbeda. Layar bekerja dengan cara menyisipkan sebuah filter yang akan mengatur pixel di dalam LCD untuk menampilkan citra tertentu dari sudut pandang yang berbeda. Dengan demikian, pengemudi akan tetap berkonsentrasi terhadap navigasi agar tidak tersesat di jalan, sementara penumpang dapat menggunakan remote control untuk menikmati fasilitas hiburan dan headphone di telinganya.
Manajemen Lalu-Lintas
Sebuah cara baru untuk mengurangi kemacetan lalu-lintas diperkenalkan Audi melalui sistem barunya yang disebut Travolution. Perangkat lunak yang menghabiskan dana riset sekitar 1,2 juta Euro ini memungkinkan pemilik Audi mendapatkan informasi mengenai lampu lalu-lintas: kapan hijau atau merah. Dari informasi yang didapat itu, kendaraan dapat menghitung jarak dan menjaga kecepatan menjelang lampu lalu-lintas sehingga akan mengurangi kondisi ‘start & stop’ saat menunggu lampu merah.
Proyek Travolution itu mendapat dukungan dari departemen lalu-lintas kota Ingolstadt, Jerman, karena akan mengurangi durasi berhenti kendaraan, sehingga kemacetan lalu-lintas bisa dikurangi. Sistem kerjanya, modul komunikasi yang dipasang di lampu lalu-lintas akan mengirimkan informasi pada mobil mengenai kapan lampu hijau menyala. Sedangkan sistem komputer di kendaraan akan menghitung berapa kecepatan yang harus dilakukan pengemudi agar pada saat melintas di lampu lintas yang dituju dalam keadaan ‘hijau’. Informasi divisualkan melalui menu multimedia interface di dalam kendaraan. Cara ini juga selain mengurangi frekuensi berhenti, dapat menurunkan konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang CO2.
Airbag Penumpang Belakang
Pemasangan airbag untuk pengemudi dan penumpang depan sepertinya sudah umum diterapkan manufaktur. Namun, untuk penumpang belakang, sedikit sekali yang mencurahkan perhatiannya. Untuk mengakomodir keselamatan penumpang belakang, Toyota akhirnya menciptakan rear window curtain shield airbag pertama di dunia yang diaplikasi pada mobil kecil iQ.
Airbag ini menggunakan sistem Supplemental Restraint System (SRS) untuk melindungi bagian belakang kepala penumpang baris kedua, sehingga dapat meminimalkan risiko cedera serius saat terjadinya tabrakan dari belakang. Airbag ini akan mengembang dari bagian roof lining di atas jendela belakang dan membentuk tirai pelindung. Lebih jauh lagi, Toyota menambah airbag untuk penumpang belakang yang dipasang di konsol tengah kursi belakang (rear-seat center airbag), untuk mencegah cedera serius benturan sesama penumpang.
Eco-Driving
Teknologi hybrid memang dapat mengurangi konsumsi bahan bakar, tetapi kemampuan itu dapat hilang bila gaya dalam mengemudi bersifat agresif. Untuk mensosialisasikan prinsip eco-driving, Honda melakukan terobosan dengan mengenalkan Ecological Drive Assist System (EDAS). Sistem ini bertujuan membantu pengemudi dalam menerapkan prinsip mengemudi eco-driving.
EDAS diaplikasi oleh mobil hybrid Insight. EDAS memiliki tiga fitur kunci dan yang pertama adalah mode ECON. Setelah menekan tombol ECON di dashboard, secara otomatis mode ini akan mengontrol kinerja mesin, fungsi transmisi (CVT), dan komponen powertrain lainnya agar lebih ekonomis. Di sini efektivitas mesin akan lebih maksimal dengan mengatur fungsi AC, memperpanjang jeda berhentinya mesin saat mobil berhenti, dan memaksimalkan kemampuan pengisian ulang baterai saat pengereman.
Fitur kedua adalah fungsi pembimbingan melalui indikator berwarna pada speedometer. Jika muncul warna hijau sebagai background, berarti Anda telah mengemudi secara efisien. Jika warna latarnya berubah biru, maka gaya mengemudi Anda membuat konsumsi bahan bakar lebih boros. Fitur terakhir adalah fitur penilaian. Setelah Anda berkendara, komputer akan menampilkan sebuah grafik pohon kecil di layar Multi Information Display (MID). Makin ekonomis cara mengemudi, maka makin banyak daun yang tumbuh di pohon tersebut. Terlebih bila mengemudi secara sempurna atau sangat ekonomis, maka tak hanya daun yang muncul tapi juga gambar bunga. Terakhir ketika kunci kontak dimatikan, MID akan memunculkan nilai yang dicapai pengemudi.
Mobil Anti-lapar Pertama di Dunia dari Infiniti
Teknologi  telematika pada kendaraan terus mengalami perkembangan pesat. Setelah pendeteksi kelelahan, kini telah dikembangkan sebuah fitur revolusioner yang akan mengetahui kondisi pengemudi dalam keadaan lapar. Adalah Infiniti yang memperkenalkan teknologi pertama di dunia tersebut yang tidak hanya memberi peringatan saat perut lapar, tapi juga akan menuntun pengemudi menuju restoran terdekat. Fitur bernama Gastronomi ini akan menjadi pilihan bagi pembeli saloon mewah Infiniti M yang mulai dijual September 2010 mendatang di Eropa.
Tujuan Infiniti jelas, bahwa fitur ini akan mengurangi resiko insiden membahayakan yang diakibatkan perut kosong. Gastronomi meliputi fitur-fitur terkini seperti Active Noise Control (ANS), Connectiviti dan Forest Air Climate Control (FACC). ANS terdiri dari sensor suara yang terletak di atap pengemudi untuk mendeteksi suara di dalam tubuh pengemudi seperti perut keroncongan. Bila volumenya terdengar, maka display simbol pisau dan garpu akan muncul melalui layar informasi Connectiviti yang juga telah dilengkapi sistem navigasi milik Michelin Red Guide.
Sedangkan Forest Air Climate Control berguna dalam menggantikan udara kotor dan berbau dengan menghembuskan udara segar ke dalam kabin. Fitur Gastronomi juga memiliki mode Fitness yang akan mengkalkulasi bobot ideal pengemudi berdasarkan memori pada tempat duduk. Teknologi dari brand mewah Nissan ini tercipta berkat kerjasamanya dengan Narita Office for Subsistence & Health (NOSH), Jepang. Penelitian keduanya menyebutkan perut lapar bisa menganggu konsentrasi mengemudi dan berpotensi menyebabkan kecelakaan.

No comments:

Post a Comment