Monday, March 3, 2014

TEKNIK OTOMOTIF




KLASIFIKASI MESIN

MESIN DI KLASIFIKASIKAN MENJADI 2 JENIS, YAITU :
1. INTERNAL COMBUSTION ENGINE
2. EKSTERNAL COMBUSTION ENGINE

URAIAN 
1. INTERNAL COMBUSTION ENGINE
       Sebuah mesin yang proses pembakaran bahan bakarnya terjadi didalam mesin itu sendiri
       contoh :     a. Mesin Sepeda Motor
                         b. Mesin Mobil
                         c. Mesin Turbin Gas


       bila kita mengurai lebih jauh lagi tentang Internal Combustion Engine, maka contoh dari
       mesin tersebut dapat diuraikan pada hal sebagai berikut :
       a. Mesin Sepeda Motor
          1. Mesin 2 Tak
          2. Mesin 4 Tak
















     b. Mesin Mobil
         1. Mesin Bensin
             - Mesin dengan Sistem Pengapian Konvensional 
             - Mesin dengan Sistem Pengapian Elektronik
         2. Mesin Diesel
            - Mesin Diesel Direct Injection
            - Mesin Diesel Indirect injection 



    











c. Mesin Turbin Gas
        1. Mesin Pesawat Helicopter
            - Jenis Bolcow
            - Jenis Puma

        2. Mesin Pesawat Jet   

           - Mesin Boeing
           - Mesin Soekhoi











2. EKSTERNAL COMBUSTION ENGINE
       Sebuah mesin yang proses pembakaran bahan bakarnya terjadi di luar mesin
       contoh : a. Mesin Ketel Uap



















KOMPONEN UTAMA MESIN MOBIL

SECARA GARIS BESAR, SEBUAH MOBIL DI BAGI MENJADI 3 BESAR KOMPONEN UTAMA + BODY, YAITU :

1. KELISTRIKAN

    Terdiri dari :
   1. Sistem Baterai
   2. Sistem Starter
   3. Sistem Pengisian
   4. Sistem Pengapian
   5. Sistem Penerangan
   6. Sistem Pembersih Udara
   7. Sistem Pembersih Kaca
   8. Sistem Audio Video


2. CHASIS
    Terdiri dari :
    1. Sistem Rangka
    2. Sistem Rem
    3. Sistem Suspensi
    4. Sistem Kemudi
    5. Sistem Kopling
    6. Sistem Transmisi
    7. Sistem Diferensial
    8. Poros Penggerak Roda


3. MOTOR
    Terdiri dari :
     1. Mekanisme Katup
     2. Piston dan kelengkapannya
     3. Kepala Silinder
     4. Blok Silinder
     5. Sistem Pelumasan
     6. Sistem Pembakaran
     7. Sistem Pendinginan





Sistem Kerja Pendingin Udara (AC) Mobil - Sistem AC mobil (air-cond) bekerja menggunakan gas yang dikompresi oleh compressor. Gas ini akan mengalir melalui cooling coil yang berada di dalam kabin mobil dan blower akan meniup angin melalui cooling coil ini dan mengeluarkan angin yang dingin. Setelah itu gas ini harus didinginkan kembali dan akan melalui radiator kondensor yang akan mendinginkan gas tersebut. Begitulah pada dasarnya bagaimana AC mobil bekerja.Sistem Kerja Pendingin Udara (AC) Mobil
Ada berbagai masalah yang biasanya timbul akibat dari kerusakan peralatan air-cond.
1. Angin panas atau air-cond tak dingin. Hal ini terjadi karena beberapa kerusakan. Sebaiknya periksa kandungan gas air-cond kita dengan melihat jendela di atas filter gas air-cond (tabung berwarna perak yang memiliki bagian kaca di atas) Kalau anda melihat ada gelembung, maksudnya gas masih ada. Jadi kerusakan bukan disebabkan kebocoran. Pasang aircon. Perhatikan kipas di depan radiator kondensor. Jika kipas ini tidak bergerak. Maksudnya kipas itu rusak dan harus di ganti. Saya sarankan dapatkan kipas bekas dari toko potong karena harganya lebih murah. Jika kipas bergerak tapi pergerakannya tidak laju, kipas itu perlu juga di ganti. Jika kipas bergerak laju dan air-cond masuh tidak dingin, biar air-cond terpasang dan perhatikan salah satu pipa yang menyalurkan gas air-cond. Jika Anda melihat, bintik-bintik air mulai terlihat maka aliran gas dari kompressor ke cooling coil elok. Tapi air-cond masih tak dingin, besar kemungkinan, katup yang mengontrol penerimaan gas ke dalam cooling coil tersumbat atau rusak. Untuk mengganti katup ini cooling coil harus di buka dan gas harus dibuang dan saya sarankan buat service air-cond sekaligus.
2. Air-cond tak cukup dingin. Hal ini biasanya terjadi pada mobil-mobil yang diimpor sepenuhnya (CBU) atau setelah aircon di service. Tidak kerusakan sebenarnya karena suhu air-cond dikontrol oleh satu saklar yang meng ‘on’kan dan meng’off’kan air-cond kita secara otomatis. Minta mekanik menyesuaikan saklar ini supaya air-cond lebih lama ‘on’.
3. Dalam perjalanan jauh, setelah beberapa saat, air-cond tak dingin. Hal ini terjadi karena switch yang mengontrol ‘on’ dan ‘off’ air-cond tidak dapat berfungsi dengan baik atau injiap yang mengontrol gas masuk ke dalam cooling coil rusak menyebabkan penerimaan gas ke dalam cooling coil berlebihan dan membuat cooling coil beku atau es terjadi hinggakan mencegah aliran gas keluar dan menyebabkan hanya sebagian cooling coil yang dingin dan sebagian lagi panas. Jika ini terjadi, berhentikan mobil Anda selama beberapa saat (sehingga tidak ada lagi es di pipa gas) dan mengatur thermostat ke suhu yang paling kurang dingin. Jika terjadi lagi, maksudnya, katup atau sakelar air-cond Anda perlu di ubah.
4. Air menetes. Hal ini terjadi karena seperti hal ’3 ‘di atas.
5. Angin air-cond bau. ini terjadi karena ada angin luar yang masuk ke dalam sistem saluran angin air-cond kerta Anda atau air-cond Anda sudah terlalu lama tidak di service hingga menyebabkan semua debu dan basah telah berjamur dan mengeluarkan bau busuk.
6. Asap putih keluar Sebenarnya asap putih itu adalah kotoran dan uap air yang terjadi. karena gas terlalu dingin. Alasannya adalah seperti di ’3 ‘.
7. Corong keluar angin air-cond berminyak. Jika ini terjadi, maksudnya cooling coil Anda telah mengalami kebocoran dan akhirnya gas akan habis dan angin air-cond akan panas.
Berdasarkan pengalaman saya, saya sarankan air-cond diservice setiap tahun dan untuk perjalanan jauh di highway, jangan mengatur thermostat pada suhu tersejuk karena ini akan merusak katup cooling coil. Dan untuk pengguna mobil buatan Malaysia, jangan terlalu ‘bermain’ dengan thermostat air-cond Anda karena itu sangat sensitif. Biaya untuk memperbaikinya agak mahal.
Tags: ac mobil, sistem ac mobil, sistem ac pada mobil, cara kerja ac mobil, sistem pendingin ac mobil, cara kerja AC, sistem pendingin ac, sistem kerja ac mobil, cara kerja sistem pendingin udara, Ac pada mobil


 SISTEM REM
Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan
dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun.


sistcm rem hidrolik,
dasar kerja pengereman
Rem bekerja dengan dasar
pemanfaatan gaya gesek
Tanaga gerak putaran
roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke udara luar.

Pengereman pada roda dilakukan dengan cara menekan
sepatu rem yang tidak berputar
terhadap tromol (brake drum)
yang berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan

Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga
gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.
Macam-macam rem
Menurut penggunaannya rem mobil dapat dikelompokkan segai berikut :
a)Rem kaki, digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Menurut mekanismenya rem kaki dibedakan lagi menjadi :
Rem hidrolik
Rem pneumatik
b) Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
c) Rem pembantu, digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang
 digunakan pada truk dan kendaraan berat.
Rem hidrolik
Rem hidrolik paling banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan. Mekanisme kerja dan bagian-bagian dari rem ini
ditunjukkan pada
 Ini merupakan penggambaran secara
sederhana dari yang ditunjukkan pada gambar 3.33 di muka.

Master silinder
Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model rem piringan).
Cara kerja master silinder
Bila pedal rem ditekan, batang piston akan mengatasi tekanan
pegas pembalik (return piston) dan piston digerakkan ke depan. Pada
waktu piston cup berada di ujung torak, compresating port akan
tertutup. Bila piston maju lebih jauh lagi, tekanan minyak rem di dalam silinder akan bertambah dan mengatasi tegangan pegas outlet
untuk membuka katup

Bila pedal rem dibebaskan, maka piston akan mundur ke
belakang pada posisinya semula (sedikit di dekat inlet port) karena
adanya desakan pegas pembalik. Dalam waktu yang bersamaan katup
outlet tertutup. Ketika piston kembali, piston cup mengerut dan
mungkinkan minyak rem yang ada "di sekeliling piston cup dapat
mengalir dengan cepat di sekeliling bagian luar cup masuk ke sillnder,
hingga silinder selalu terisi penuh oleh minyak rem. Sementara itu
tegangan pegas-pegas sepatu rem atau pad rem pada roda bekerja
membalikan tekanan pada minyak rem yang berada pada pipa-pipa
untuk masuk kembali ke master silinder

Boster rem
Boster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi melipatgandakan tenaga penekanan pedal. Rem yang dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo (servo brake).

Boster rem
ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi ada
juga yang dipasang terpisah.
memperlihatkan salah satu model boster rem yang menggunakan kevacuman mesin untuk menambah tekanan hidrolik.
Cara kerja boster rem

Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik membuka
sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar
Adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston
mengaklbatkan torak terdorong ke dapan
(lihat

Bagian depan piston yang menghasilkan tekanan yang tinggi ini dihubungkan
dengan torak pada master silinder.
Bila pedal dibebaskan, katup udara akan menutup dan ber
hubungan lagi dengan intake manifold. Dengan terjadinya kevacum
yang sama pada kedua sisi piston, tegangan pegas pembalik mendesak
piston ke posisi semula. 
Katup pengimbang
Bila mobil mendadak direm maka sebagian besar kendaraan bertumpu pada roda depan. Oleh karena itu, pengereman roda depan harus Iebih besar karena beban di depan lebih besar daripada di belakang
Dengan alasan tersebut diperlukan alat pembagi tenaga pengereman yang disebut katup pengimbang (katup proporsional). Alat ini
bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder
roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih
kecil daripada daya pengereman roda depan.

model katup pengimbang
penempatan alat ini dalam sistem rem pada gambar 3.33 di atas).
Rem model tromol
Pada rem model tromol, kekuatan tenaga pengereman diperlukan
dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam
yang berputar bersama-sama roda. Bagian bagian utama dari rem tromol
ini ditunjukkan
yaitu backing plate, silinder roda, sepatu
rem dan kanvas, tromol, dan mekanisme penyetelan sepatu rem.
1) Backing plate
Backing plate
dibaut pada rumah poros (axel housing) bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate maka aksi daya pemgereman bertumpu pada backing plate:.
Silinder roda
Silinder roda yang terdiri atas bodi dan piston, berfungsi untuk
dorong sepatu rem ke tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silindcr. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap unit rem
(tergantung dari modelnya). Ada dua macam silinder roda, yaitu:
a) Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua
arah

b) Model single piston, yang bekerja pada sepatu rem hanya satu
arah
Sepatu rem dan kanvas
Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan rem dikeling (untuk
kendaraan besar) atau dilem (untuk kandaraan kecil). Lihat
4) Tromol rem.
Tromol rem yang berputar bersama roda Ietaknya sangat dekat
dengan kanvas. Tetapi saat pedal rem tidak diinjak, keduanya tidak saling bersentuhan.
memperlihatkan salah satu tipe tromol
rem yang disebut tipe leading-trailling shoe. Pada tromol rem tipe ini
bagian ujung bawah sepatu rem diikat oleh pin-pin dan bagian atas sepatu berhubungan dengan silinder roda. Silinder roda bertugas mendorong sepatu-sepatu ke arah luar seperti ditunjukkan tanda panah.

Bila tromol rem berputar ke arah depan dan pedal rem diinjak,
sepatu rem akan mengembang keluar dan bersentuhan (bergesekan)
dengan tromol rem. Sepatu rem sebelah kiri (primary shoe) terseret
searah dengan arah putaran tromol, sepatu bagian kiri ini disebut
leading shoe.
Sebaliknya sepatu rem sebelah kanan (secondari shoe) bekerja mengurangi gaya dorong pada sepatu rem, disebut sebagai
trailling shoe. Bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan
mundur), leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailling
shoe menjadi leading shoe. Tetapi pada saat maju maupun mundur
keduanya tetap menekan dengan gaya pengereman sama. .
e. Rem model cakram
Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri atas cakram yang
dapat berputar bersama-sama roda dan pada (bahan gesek) yang dapat menjepit cakram. Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad pada kedua sisi dari cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston hidrolik. Prinsip kerja rem model cakram ini ditujukkan secara skema pada
dan contoh konstruksinya diperlihakan pada


SISTEM PENERANGAN PADA MOBIL 



Sistem penerangan (lighting sistem) sangat diperlukan untuk keselamatan pengendara dimalam hari. Sistem ini dibagi menjadi dua sistem penerangan :
Penerangan luar  
  1. Lampu besar
  2. Lampu belakang
  3. Lampu rem
  4. Lampu jarak/kota
  5. Lampu tanda belok
  6. Lampu hazard
  7. Lampu plat nomor
  8. Lampu mundur
Penerangan dalam
  1. Lampu meter
  2. Lampu ruangan

Lampu Penerangan luar 
1.  Lampu besar
Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untuk menerangi jalan dibagian depan kendaraan. Pada umumnya lampu besar ini dilengkapi dengan lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah satu switch oleh dimmer switch.

Tipe lampu besar
Ada dua tipe lampu besar yang digunakan Pada kendaraan, yaitu :
1)  Lampu besar tipe sealed beam.
Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola lampunya tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola lampu dan filament terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.
2)  Lampu besar tipe semisealed beam.
Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam ialah pada konstruksinya, dimana pada semi sealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah sehingga tidak di perlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bila menggantinya dapat langsung diganti dengan cepat. Bola lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe seperti berikut:
  • Bola lampu biasa
  • Bola lampu Quartz – halogen
 Lampu besar tipe Sealeed Beam
Cara memasang pada seat mengganti bole lampu Quartz Halogen :
Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu ini akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel pada permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia dapat menodai kacanya (quartz). Untuk mencegah ini peganglah bagian flange bila mengganti bola lampu untuk mencegah jari-jari menyentuh quartz.
Gambar Cara memasang bola lampu
2.  Lampu jarak dan lampu belakang
Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lainnya, baik yang ada di depan maupun di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light).
Gambar Letak lampu jarak dan lampu belakang beserta saklarnya
3.  Lampu Rem
Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang kendaraan  sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaman d! bedakang yang mengikuti seat kendaraan mengerem.
Gambar lampu rem
4.  Lampu tanda belok (turn sighal light)
Lampu tanda belok yang dipasang di bagian ujung kendaman seperti pada fender depan, untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang dan sisi kendaraan bahwa pengendara bermaksud untuk membelok atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap antara 60 sampai 120 kaii setiap menitnya. Lampu bisa berkedip karena dilengkapi dengan flasher, Flasher tanda belok adalah suatu alat yang menyebabkan lampu belok mengedip secara interval. Turn signal flasher bekela pada prinsip yang bervariasi. Pada umumnya menggunakan tipe semi - transistor yang kompak, ringan dan dapat diandalkan. Dalam flasher tanda belok tipe semi-transistor, bila bola lampunya putus, maka mengedipnya mulai cepat dari yang normal, dan ini merupakan tanda kepada pengemudi untuk menggantinya.
Gambar lampu tanda belok
5.  Lampu hazard (hazard warning light)
Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan kendaman dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu tanda belok, tapi seluruh lampu mengedip serempak.

Gambar Lampu Hazard
6.  Lampu plat nomor
Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala bila lampu belakang menyala.
Gambar Lampu Plat Nomor
7.  Lampu mundur
Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat kebelakang kendaman saat mundur di malam hari, dan memberikan isyarat untuk kendaman yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud untuk mundur/sedang mundur. Lampu mundur akan menyala bila Luas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak ON.

Gambar Lampu Mundur

8.  Lampu kabut
Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan lebat.
Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang    berlaku yakni :
Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama lampu jarak dekat (pada saklar dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh menggunakan lensa wama putih atau warna kuning.

Gambar Rangkaian lampu kabut
Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar larnpu kepala harus pada posisi lampu jarak dekat. Saat saklar lampu basket diaktifkan, anus listrik dari saklar lampu kepala akan mengalir ke relay melalui saklar lampu kabut. Dengan aktifnya relay maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke lampu kabut melalui sekering dan relay. 
Lampu Penerangan Dalam
1.  Lampu ruangan
Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruangan penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan (interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disatukan dengan switchnya yang mempunyai 3 (tiga) posisi yaitu : ON, DOOR dan OFF. (untuk memberi kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan dapat disetel hanya menyala bila salah satu pintunya dibuka. Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi DOOR.
Gambar Lampu ruangan
2.   Lampu Instrumen Panel (lampu meter).
Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi meter-meter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi. Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang (tail light) menyala.
Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel.
Macam-macam bola lampu dan titik pengunci dalam mengganti bola lampu.
Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah kendaraan, dapat dikiasifikasikan dalam beberapa cara. Pada modul kompetensi ini dijelaskan beberapa titik pengund pada saat mengganti bola lampu, yang dapat dikiasifikasikan berdasarkan bentuk base capnya yaitu
1)  Bola lampu model single - end 
Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang juga sebagai penghubung ke massa.
Blola lampu singie - end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single - end dan double filament pada bola lampu  single end.
Gambar Jenis bola lampu single - end
Bola larnpu dipasang pada socket dengan menernpatkan pin pada base cap.
Mengganti bola lampu :
tekan bola lampu kedepan socket untuk melepas pin base cap tidak mengunci pada tarikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keiuar untuk melepasnya.
Memasang bola lampu:
Dalam rnemasang bola lampu yang baru urutannya adalah kebalikan dari cara melepasnya.
 Gambar Mengganti bola lampu
Pin pada bola lampu double filament single - end letaknya tidak segaris (offset) dalam pengaturan tingginya. Hal ini Untuk mencegah kesalahan posisi pernasangan lampu.
2) Bola lampu widge - base (socket gepeng).
Tipe bole lampu ini mempunyai satu filament dan filamennya berhubungan langsung dengan socket terminal.
Gambar Bola lampu wigde - base
Mengganti bola lampu:
tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan 
Memasang bola lampu:
Dorong / tekan bola lampu pada lubang socket.
Gambar Memasang dan melepas bola lampu
3) Bola lampu dengan ujung ganda
Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base-cap. seperti pada gambar berikut:
Memperbaiki / mengganti bola lampu :
Tekan salah satu den terminal socket dam untuk membuka tarik keluar bola lampu tersebut.
Memasang bola lampu:
Tempatkan salah satu ujungnya ke dalarn lubang kemudian dorong / tekan yang     lainnya sehingga kedua ujung masuk pada lubangnya masing-masing.

Gambar Bola lampu dengan ujung ganda
 Gambar Cara memasang bola lampu

SISTEM PENGAPIAN 
 Pada umumnya terdapat beberapa Sistem Pengapian diantaranya adalah :
1. SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
2. SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
FUNGSI
Untuk membangkitkan bunga api pada busi ketika piston mencapai Titik Mati Atas


KOMPONEN UTAMA
1. BATTERY
2.CONTACT
3. COIL
4. CONDENSOR
5. DISTRIBUTOR
7. SPARKPLUG






FUNGSI KOMPONEN UTAMA SISTEM PENGAPIAN
1. BATTERY
    Untuk menyimpan arus litrik DC
2. CONTACT
    Untuk memutus dan menghubungkan arus litrik di dalam rangkaian
3. COIL
    Untuk merubah arus listrik 12 V menjadi 20.000 V - 22.000 V
4. CONDENSOR
    Untuk menyimpan arus litrik sementara
5. DISTRIBUTOR
    Untuk memutus dan menghubungkan arus sekaligus mendistribusikannya ke seluruh busi
6.SPARKPLUG
    Untuk membakar bahan bakar didalam silinder

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
1. PERIKSA HUBUNGAN PRIMER COIL
2. PERIKSA HUBUNGAN SEKUNDER COIL
3. PERIKSA KABEL TEGANGAN TINGGI
4. PERIKSA KABEL BUSI 1 - 6
5. PERIKSA CELAH BUSI 1 - 6
6. PERIKSA  CELAH PLATINA
7. PERIKSA TEGANGAN PENGAPIAN DENGAN TACH DWELL TESTER

CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL




SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Sistem pengapian elektronik mempunyai efisiensi yang lebih besar bila dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional. Sistem pengapian ini menggunakan komponen elektronik seperti transistor, dioda, resistor dan kapasitor untuk memperbesar efisiensi sistem penyalaan. Sistem pengapian elektronik juga dikenal dengan sistem pengapian transistor.
Sistem pengapian elektronik ada beberapa macam, antara lain:

  1. CCTI ( Contact Controlled Transistor Ignition)
  2. MCTI ( Magnetically Controlled Transistor Ignintion )
  3. CDI (Capasitor Discharge Ignition)
  4. IRLISPARK ( Infra Red Light Ignition System)
  5. PEI ( Pointless Electronic Ignition)
  6. AIS ( Amplifier Type Ignition System)
Dibandingkan dengan pengapian konvensional, pengapian sistem elektronik mempunyai banyak kelebihan. Pengapian konvensional mempunyai beberapa kekurangan, antara lain:
  1. Berkurangnya tegangan tinggi yang dihasilkan koil pada putaran rendah.
  2. Perubahaan saat pengapian cepat sekali.
Kedua hal tersebut diatas disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada kontak pemutus dan terjadinya loncatan bunga api pada kontak pemutus. Besarnya arus dan tegangan pada kumparan primer menyebabkan timbulnya bunga api pada kontak pemutus. Besarnya arus listrik yang mengalir pada kumparan primer menyebabkan timbulnya bunga api pada kontak pemutus saat kontak pemutus akan menutup. Besarnya tegangan induksi pada kumparan primer menyebabkan timbulnya bunga api listrik pada saat kontak pemutus mulai membuka. Terbakarnya kontak pemutus menyebabkan keausan sehingga mengakibatkan saat pengapian berubah. Akibat loncatan bunga api pada saat kontak pemutus mulai membuka mengakibatkan penurunan kecepatan pemutusan arus pada kumparan primer. Akibatnya, tegangan tinggi yang dihasilkan kumparan sekunder koil menjadi turun.
Transistor dipasangkan pada sistem pengapian modern untuk menghilangkan terjadinya loncatan bunga api pada kontak pemutus. Oleh transistor tersebut arus listrik yang mengalir melalui kontak pemutus diperkecil, dan titi kontak tidak berhubungan langsung dengan kumparan primer agar tidak ada arus induksi yang mengalir pada titik kontak pemutus saat membuka.
Pemeriksaan dan perawatan:
  1. Untuk sistem pengapian elektronik dengan kontak pemutus, periksa celah kontak pemutus dengan fuller gauge atau pengetes dwel. Periksa keadaan kontak pemutus dan menutupnya kontak pemutus. Permukaan kontak pemutus yang kotor harus segera dibersihkan dengan ampelas. Besar celah kontak pemutus antara 0,4 sampai 0.5 mm. Jika penyetel celah kontak pemutus dilakukan dengan pengetes dwel, besarnya sudut dwel untuk motor 4 silinder  biasanya 50 - 60 derajat. Untuk motor 6 silinder biasanya 38 - 42 derajat.
  2. Untuk sistem pengapian dengan kontak pemutus, periksa dan setel saat pengapian dengan lampu timing.
  3. Untuk sistem pengapian dengan komputer tidak perlu dilakukan penyetelan karena sistem ini memang tidak dapat disetel. Pemeriksaan dilakukan terhadap kabel - kabel tegangan tinggi dan keadaan elektroda busi.
  4. Untuk sistem pengapian elektronik dengan pemberi sinyal. periksa saat pengapian dengan lampu timing. Penyetelan saat pengapian seperti pada sistem konvensional. Besarnya sudut dwel diatur secara otomatis oleh unit kontrol dan tidak disetel.
Sistem pengapian elektronik dengan pemberi sinyal ( pick up)
Pada sistem ini saat pengapian hanya dapat dikontrol dengan lampu timing. Penyetelannya seperti pada sistem pengapian konvensional.
Macam - macam pemberi sinyal:
  1. Pemberi sinyal jenis induktif
    Sistem Pengapian Elektronik
  2. Pemberi sinya jenis Hall
Sistem Pengapian Elektronik
Unit sistem pengapian komputer
Sistem pengapian ini tidak dapat disetel. Perawatannya cukup dengan membersihkan bagian - bagiannya saja.
Sistem Pengapian Elektronik

SISTEM BATERAI 
  
DEFINISI BATERAI
Baterai adalah sebuah kotak yang terbuat dari bahan karet atau plastik yang dikeraskan

FUNGSI
Sebagai Penyimpan arus listrik DC



KOMPONEN UTAMA DAN FUNGSI
1. PEMBATAS DINDING SEL
    Pembatas dinding sel dari sel-sel baterai, baik sel baterai positif maupun sel baterai negatif dengan tujuan  agar tidak terjadi hubungan singkat di antara sel-sel baterai tersebut dan juga untuk menjembatani antara sel 1 hingga sel 6 yang mempunyai nilai tegangan masing-masing sel yaitu 2 Volt
2. KOTAK BATERAI
    Kotak baterai umumnya terbuat dari bahan karet atau plastik yang dikeraskan, kotak ini di desain secara baik oleh pabrik pembuatnya dengan tujuan untuk melindungi dan menghindari benturan atau gangguan yang datang dari luar baterai semisal bentuk kejatuhan dari ketinggian secara tak sengaja, ataupun tertimpa sebuah alat semacam dongkrak. namun demikian sbaik apapun kotak baterai ini di buat terkadang mempunyai umur pemakaian yang tidak maksimal semisal ketika jatuh dari ketinggian tertentu terkadang kotak baterai langsung pecah dan cairan elektrolitnyapun langsung berhamburan.

3. TERMINAL BATERAI
     Terminal baterai berfungsi sebagai tempat mengikat kabel-kabel terminal baterai yang akan menuju kepada terminal-terminal lain semisal terminal pada kunci kontak, desain terminal baterai secara kasat mata tidak mempunyai perbedaan yang berarti namun bila kita perhatikan secara seksama sebenarnya kedua terminal tersebut mempunyai diameter yang berbeda antar terminal (+) dengan terminal (-). umumnya perbedaan tersebut terletak pada terminal (+) yang mempunyai diameter terminalnya lebih besar dari diameter terminal (-). Hal ini di desain dengan sengaja dengan tujuan untuk menghindari kesalahan pemasangan oleh teknisi mesin ketika melihat tanda-tanda (+) dan (-) yang tercetak dengan bentuk reflika timbul pada baterai telah mengalami keruskan atau keausan.
4. TUTUP BATERAI
     Tutup baterai terbuat dari bahan plastik yang tahan panas dan zat kimia, pada bagian bawahnya terdapat ulir yang akan terkait pada tutup kotak baterai dan berbentuk segi empat memanjang sedangkan di bagian atas dari tutup baterai tersebut terdapat lubang-lubang ventilasi.
5. LUBANG VENTILASI
    Lubang ventilasi yang terdapat pada bagian atas dari kepala tutup baterai mempunyai fungsi untuk membuang gas hasil destilasi cairan elektrolit ketika baterai di berikan beban pemakaian tegangan listrik yang mengalir dalam rangkaian-rangkaian seperti ; sistem starter, sistem pengapian maupun sistem penerangan. mengingat gas yang keluar malalui tutup baterai sangat berbau, jangan di hirup karena akan mengganggu kesehatan tubuh
6. TUTUP KOTAK BATERAI
    Tutup kotak baterai berada di bagian atas yang menjadi penutup dari sebuah kotak baterai yang berfungsi melindungi komponen-komponen baterai bagian dalam dari kejatuhan partikel kotoran dan debu yang beterbangan di dalam bengkel ataupun cairan pelumas yang tertumpah secara tidak sengaja oleh teknisi bengkel.
7. PENGHUBUNG SEL
    Penghubung sel berfungsi untuk menghubungkan sel-sel dari tiap-tiap sel baterai agar tiap sel baterai saling bersinergi  menjadi nilai tegangan yang maksimal. Tiap-tiap sel yang saling dihubungkan mempunyai nilai 2 Volt bila setiap sel dari tiap sel tersebut terdapat 6 berarti nilai tegangan dari baterai tersebut kurang lebih 12 Volt.
8. PEMBATAS ANTARA
    Pembatas antara tutup kotak baterai dengan kotak baterai itu sendiri biasanya direkatkan sangat kuat agar penutup baterai tidak lepas  ketika di angkat atau dipindahkan kedalam ruang mesin oleh teknisi bengkel. Hal ini memberikan kesan bahwa sistem baterai didesain dengan keakuratan tinggi.
  
9. SEL (-)
   Sel baterai terdiri dari gabungan plat positif dan plat negatif yang disekatkan oleh separator antara plat yang satu dengan plat yang lainnya, Jumlah dan ukuran plat adalah dua faktor yang menentukan kapasitas amper-jam nominal dari sel. Setiap grup plat positif dan setiap grup plat negatif masing-masing di satukan oleh pemegang platnya sendiri. Pada setiap sel jumlah plat negatif lebih banyak satu dari pada plat positif, sehingga sisi luar plat sel adalah negatif. Bahan aktif plat (-) adalah timah murni (simbol kimia Pb) berwarna Abu-abu.

10.SEL (+)
   Bahan aktif plat (+) adalah timah peroksida (simbol kimia PbO2) yang berbentuk kristal dengan butir-butir yang sangat kecil dan berwarna kecoklat-coklatan.
        
11.ALAS BATERAI
   Alas baterai mempunyai fungsi sebagai kedudukan dan penumpu berat dari totalitas berat baterai, oleh karena ketika membongkar atau memasang baterai hendaknya hati-hati agar kondisi baterai tidak jatuh yang dapat menyebabkan pecah atau retak pada bagian alas baterai sehingga cairan elektrolit pada baterai dapat merembes keluar (bocor baterai).

12.SEPARATOR
   Bahan lembaran tipis yang memisahkan antara plat (-) dan plat (+) yang mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan energi yang tersimpan, dibuatnya ruruk-rusuk pada sisi permukaan plat (+) separattor bertujuan agar volume asam sulfat lebih banyak beredar pada daerah permukaan plat (+) sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan fasilitas sirkulasi asam dalam sel. Terdapat bermacam-macam separator yaitu ; kayu, karet atau plastik yang berlubang, lembaran berlubang dari silica dan fiber glass.

13.RUANG ENDAPAN
    Ruang endapan merupakan ruang yang terdapat dibagian alas baterai yang berfungsi untuk mengendapkan butiran-butiran atau serpihan-serpihan halus yang berasal dari plat-plat baterai ketika baterai sedang di gunakan (di beri beban) yang dapat menyebabkab

RANGKAIAN INSTALASI PEMAKAIAN BATERAI

RANGKAIAN SERI


Pada Rangkaian Seri jika dua buah baterai di jumper menjadi satu rangkaian, maka tegangannya akan bertambah tetapi arusnya tetap.









RANGKAIAN PARALEL


Pada Rangkaian Paralel jika dua buah baterai di jumper menjadi satu, maka tegangannya tidak bertambah (tetap) tetapi arusnya bertambah.







RANGKAIAN SERI PARALEL



Pada Rangkaian Seri-Paralel, jika tiga buah baterai di jumper menjadi satu, maka tegangannya bertambah, (terakumulasi hanya dua buah baterai)  dan arusnya pun bertambah lebih besar.




RANGKAIAN INSTALASI PENGISIAN BATERAI

PENGISIAN LAMBAT




Pengisian lambat membutuhkan waktu 6 - 8 jam









PENGISIAN CEPAT



Pengisian cepat membutuhkan waktu 3 jam









SECARA UMUM BATERAI DIBEDAKAN MENJADI 2 JENIS, YAITU :

1. BATERAI TIPE KERING
    CONTOH ; Baterai Kering Sepeda Motor (1 amp), baterai remote, baterai Notebook, baterai HP, dll

2. BATERAI TIPE BASAH DIBEDAKAN MENJADI 4 JENIS YAITU :
(gambar dibawah ini adalah ilustrasi bloger)

1.BATERAI DENGAN PENGELUARAN GAS

Baterai dengan pengeluaran gas adalah baterai yang umum kita lihat sehari-hari terutama pada sepeda motor di mana pada baterai ini dilengkapi dengan selang pengeluaran gas yang berfungsi sebagai saluran pembuang  gas hasil destilasi uap cairan elektrolit  ketika baterai diberikan beban listrik.


2. BATERAI DENGAN SAMBUNGAN PROBE

Baterai ini dilengkapi dengan sebuah probe yaitu semacam alat sensor yang dapat mendeteksi tinggi atau rendah cairan elektrolit yang terdapat didalam baterai. Bila cairan elektrolit di dalam baterai berada pada posisi Lower Level, otomatis probe akan mengirimkan sinyal dalam bentuk bunyi yang akan memberitahukan pemilik kendaraan untuk melakukan pengisian kembali cairan elektrolit.

3. BATERAI BEBAS PEMELIHARAAN

Pada baterai ini gas hasil destilasi yang seharusnya keluar melalui tutup baterai yang dapat mengakibatkan korosif pada terminal baterai di gunakan kembali (reuse) di dalam baterai itu sendiri sehingga memungkinkan pemilik kendaraan tidak terlalu repot melakukan perawatan pada baterai jenis ini



4. BATERAI "S"

Baterai "S" bermakna Special atau khusus, karena baterai  ini mempunyai desain khusus terutama pada bagian separatornya yang berbeda dengan desain separator pada umumnya



PERAWATAN DAN PERBAIKAN BATERAI
 1. PERIKSA TEGANGAN BATERAI


Periksa tegangan baterai dengan menggunakan Multitester
Tegangan yang baik 12 - 13,5 Volt


Bukalah semua tutup baterai lalu
Periksa Tiap-tiap sel baterai dengan menggunakan Multitester
Jika baterai yang diukur 12 Volt berarti tiap sel harus turun 2 Volt
Berhati-hatilah jangan sampai merusak sel-sel dari tiap sel baterai yang di ukur






 2. PERIKSA KONDISI BERAT JENIS CAIRAN ELEKTROLIT


Lakukan pemeriksaan dengan menggunakan Hidrometer, Bacalah pada takaran ukuran yang ada

Bila Hijau    = Sangat Baik
Bila Putih     = Baik
Bila Merah  = Kurang


 Berat jenis standart 1,26-1,28 kg/l
 





3. PERIKSA TERMINAL BATERAI

Periksa terminal baterai dari kemungkinan korosif atau timbul jelaga salju akibat terkena uap dari cairan elektrolit, jika timbul demikian bersihkan
jangan lupa periksa juga sambungan-sambungan kabel terminal baterai dari karat atau putus







KERUSAKAN - KERUSAKAN BATERAI
1. Kotak baterai retak atau pecah
2. Sel baterai rusak
3. Tutup baterai tersumbat sehingga baterai melembung
4. Terminal baterai korosif
5. Air aki selalu kering
6. Tegangan baterai selelu turun

SISTEM STARTER 

FUNGSI
Sebagai Penggerak mula, ketika mesin pertama kali di nyalakan

TERDAPAT 3 JENIS SISTEM STARTER

1. TIPE PLANETARY

Pada starter tipe ini menggunakan tiga buah gear sebagai penopang poros armature juga sebagai penggerak armature itu sendiri sebelum memutar kopling dan pinion gear.







 2. TIPE REDUKSI

Pada starter tipe ini terdapat gear-gear yang saling mereduksi dari kumparan armature hingga ke gear pada poros kopling








3. TIPE KONVENSIONAL


Pada starter tipe ini hanya terdapat satu buah gear yaitu pinion gear yang akan terhubung ke fly wheel gear ketika drive lever mendorong gear tersebut saat starter berputar







URAIAN
Untuk mempersempit materi bahasan tentang sistem starter, blogger hanya akan membahas tentang sistem starter tipe konvensional saja. seperti gambar di bawah ini.
KETERANGAN GAMBAR
1. SWITCH STARTER
2. PEGAS PLUNYER
3. PLUNYER
4. DRIVE LEVER
5. FRONT HOUSING 
6. PINION GEAR
7. STOP COLAR
8. ARMATURE
9. RING PENAHAN 
10.REAR HOUSING
11.BRUSH HOLDER
12.FIELD COIL
13.BRUSH
14.BOLD HOLDER
 






KOMPONEN BESAR UTAMA SISTEM STARTER

1. KUMPARAN MEDAN (FIELD COIL)
    Fungsi : Untuk menimbulkan medan magnet dalam arah mendatar










2. KUMPARAN JANGKAR (ARMATURE)
    Fungsi : Untuk menimbulkan medan magnet dalam arah melingkar

    







Pada armature terdapat komponen, yaitu :   
    1. KOMUTATOR
        Fungsi : Untuk kedudukan sikat arang karbon (Brush)
    2. STARTER CLUTCH
        Fungsi : Untuk mencegah putaran berlebih dari motor starter
    3. PINION GEAR
        Fungsi : Untuk memutar roda gigi fly wheel
          

3. RANGKAIAN SIKAT DAN SIKAT
    Fungsi : sebagai tempat kedudukan sikat dan juga untuk mengalirkan arus listrik kedalam rangkaian starter










4. SWITCH STARTER
    Fungsi : Untuk menghubung dan memutuskan arus litrik yang mengalir pada pada rangkaian

Terdapat 3 Terminal pada switch starter yaitu : 30, 50 dan C
dan juga terdapat dua buah gulungan utama yaitu : Pull in Coil dan Hold in Coil






 5. DRIVE LEVER
    Fungsi : Untuk menghantarkan atau mendorong pinion gear terhubung ke fly wheel gear

CARA KERJA SISTEM STARTER DALAM RANGKAIAN

  

Ketika kunci kontak di ON kan, arus listrik dari baterai mengalir melewati rangkaian sikring lalu ke terminal 50 dari switch starter.
bersamaan dengan itu ada pula sebagian arus listrik yang mengalir ke terminal 30 dari switch starter yang dapat menimbulkan kemagnetan dari kumparan Pull in Coil dan Hold in Coil dari switch starter yang menarik plunyer switch starter sehingga drivel lever mendorong kopling dan pinion gear ke fly wheel gear

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM STARTER
1. LAKUKAN PENGUKURAN PADA KUMPARAN JANGKAR (ARMATURE)
a. Pengukuran komutator hubungan terbuka  
Jika terdapat hubungan, maka armature baik namun jika tidak terdapat hubungan maka kontinuitas armature putus







 b. Pengukuran komutator hubungan masa

Jika tidak terdapat huungan maka armature baik, namun jika terdapat hubungan maka kontinuitas armature bocor







2. LAKUKAN PENGUKURAN PADA FIELD COIL
c. Pengukuran sirkuit Field Coil hubungan terbuka

Jika terdapat hubungan maka field coil baik namun jika tidak terdapat hubungan maka continuitas field coil putus







d. Pengukuran sirkuit Field Coil hubungan massa

Jika tidak terdapat hubungan maka field coil baik namun jika terdapat hubungan maka continuitas dari field coil bocor







3. LAKUKAN PENGUKURAN PANJANG SIKAT DAN RANGKAIAN SIKAT



Panjang sikat yang diukur tergantung dari tipe starter yang  di  gunakan oleh kendaraan masing-masing namun jika sikat masih panjang dan kondisinya masih baik (belum aus dan rompal) tidak perlu diganti







Pada Pengukuran isolasi sikat seharusnya tida ada hubungan namun jika ada hubungan maka rangkaian sikat harus di ganti






4. LAKUKAN PEMERIKSAAN STARTER CLUTCH DAN PINION GEAR










KERUSAKAN - KERUSAKAN MOTOR STARTER
1. Rangkaian sikat dan sikat sudah aus atau putus
2. Kumparan switch starter rusak
3. kumparan Field Coil Bocor atau putus
3. Sepatu kutub terbakar
3. Sikring putus
4. Baterai soak

SISTEM PENGISIAN 
ALTERNATOR
Fungsi : Untuk melakukan pengisian kembali tegangan baterai




















KOMPONEN BESAR UTAMA ALTERNATOR


1. ROTOR terdiri dari :
    1..MUR PENGIKAT
    2. PULI
    3. FAN
    4. FRONT HOUSING
    5. ROTOR COIL
    6. SLIP RING
    7. BANTALAN


2. STATOR terdiri dari :
    1. STATOR COIL
    2. DIODE ( + / - )
    3. BRUSH HOLDER
    4. BRUSH
    5. REAR HOUSING

3. REGULATOR
      Fungsi : Untuk memasukkan arus listrik kedalam kumparan rotor, meskipun putarannya berubah-ubah.


















CHART REGULATOR 6 TERMINAL
 

KETERANGAN TERMINAL

TERMINAL B (BATTERY / BATERAI)
TERMINAL N (NEUTRAL / NETRAL)
TERMINAL L (LAMP / LAMPU)
TERMINAL IG (IGNITION / PENGAPIAN)
TERMINAL F (FUSE / SIKRING)
TERMINAL E (EMITTANCE / EMITTER)

CARA KERJA SISTEM PENGISIAN DALAM RANGKAIAN
PERHATIKAN ANIMASI BERIKUT

PERAWATAN DAN PERBAIKAN ALTERNATOR 
1. PERIKSA CONTINUITAS OPEN CIRCUIT ROTOR COIL

 Periksa hubungan terbuka rotor coil, jika ada hubungan (Baik), jika tidak ada hubungan (Putus)
 2. PERIKSA CONTINUITAS MASSA ROTOR COIL
Periksa hubungan massa dari rotor coil, jika ada hubungan (Bocor), jika tidak ada hubungan (Baik)







3. PERIKSA DIAMETER SLIPRING
Periksa diameter slipring dari keausan akibat gesekan dengan brush, Diameter standart dari slipring tergantung dari sfesifikasi pabrik, jika sudah aus (Ganti baru)
 4. PERIKSA CONTINUITAS OPEN CIRCUIT STATOR COIL
Periksa hubungan terbuka stator coil, jika ada hubungan (Baik), jika tidak ada hubungan (Putus)







 5. PERIKSA CONTINUITAS MASSA STATOR COIL
Periksa stator coil hubungan massa, jika ada hubungan (Bocor), jika tida ada hubungan (Baik)
6. PERIKSA CONTINUITAS DIODA (+) DAN DIODA (-)
 
Periksa  hubungan dioda (+) dan dioda (-), jika salah satu ada hubungan berarti kondisi dioda (Baik)
 7. PERIKSA PANJANG SIKAT
Ukur panjang sikat (sesuai sfesikasi pabrik) jika sudah aus, terbakar atau rusak (Ganti baru)
 KERUSAKAN-KERUSAKAN ALTERNATOR
1. ROTOR COIL PUTUS/TERBAKAR
2. STATOR COIL PUTUS/TERBAKAR
3. DIODA TELAH PUTUS/TERBAKAR
4. REGULATOR COIL RUSAK ATAU TERBAKAR 
5. BRUSH DAN BRUSH HOLDER PUTUS
6. BEARING AUS ATAU RUSAK


SISTEM SUSPENSI
FUNGSI
Untuk meredam kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak rata

PADA UMUMNYA SUSPENSI TERSUSUN DARI DUA BAGIAN UTAMA, YAITU :
1. PEGAS
    Pegas secara langsung menahan kejutan yang terjadi. Pegas mempunyai sisfat elastis untuk menahan kejut,

JENIS-JENIS PEGAS DIBAGI TIGA, YAITU :
1. PEGAS DAUN (LEAF SPRING)
    Pegas ini terdiri atas lapisan plat baja yang diikat atau disusun menjadi satu. Susunan dimulai dari pegas yang pendek yang terletak dibagian bawah dan disatukan denganjalan di keling atau dibaut bagian tengahnya. Bagian pegas yang panjang dibulatkan membuat mata pegas  untuk pemasangan pegas pada rangka.

2. PEGAS COIL (COIL SPRING)
    Pegas ini mempunyai tahanan atau redaman kejutan yang lebih baik dibandingkan dengan pegas daun yang tidak terjadi gesekan anatau pegas yang menyebabkan getaran pada body.

3. PEGAS BATANG TORSI (TORSION BAR SPRING)
    Pegas ini umumnya digunakan oleh  mobil-mobil kecil pada suspensi depan. Pegas ini tebuat dari baja elastis  yang mampu menahan puntiran yang terjadi. Bila salah satu ujung pegas diikat dengan keras dan ujung lain dipasang pada arm maka saat arm bergerak naik turun, batang akan menahan gerakan ini sehingga menghasilkan efek penyerapan kejutan yang terjadi

2. SHOCKABRSORBER
    Shockabsorber dirancang untuk meredam, oksilasi pegas akibat kejutan sehingga kendaraan akan aman dan nyaman.
1. JENIS-JENIS ABSORBER
Jenis-jenis absorber dibedakan berdasarkan
a. Cara kerjanya
    - Kerja Tunggal (Single Action)
    - Kerja Ganda ( Multiple Action)
b. Konstruksi
    - Type Twin Tube
    - Type Mono Tube
c. Medium Kerja
    - Hidrolis
    - Pneumatis
JENIS-JENIS SUSPENSI 
Berdasarkan konstruksi pada mekanisme suspensi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. JENIS POROS PEJAL (RIGID AXLE SUSPENSION)
    Pada type ini poros roda kiri-kanan dipasangkan bersama pada sebuah poros diatas pegas-pegas. Suspensi model ini mempunyai konstruksi sederhana, kuat oleh karena itu banyak digunakan sebagai suspensi depan dan belakang (Mobil angkutan berat) dan suspensi belakang (Mobil penumpang)
2.JENIS POROS BEBAS (INDEPENDENT SUSPENSION)
   Pada type ini roda kiri-kanan menggantung satu sama lain dengan bebas, dimana memungkinkan tiap roda bekerja sendiri menerima kejutan-kejutan lain.


1. TYPE WISHBONE
    Type ini terdiri atas Upper Suspension Arm dan Lower Suspension Arm dengan Frame dan Steering Knuckle dengan Pegas Koil dan Peredam Kejut


2. TYPE MACPHERSON
  Type ini terdapat Upper Arm, Konstruksi sederhana da memungkinkan ruang mesin lebar
3. TYPE SWING AXLE
    Pada type ini poros dibaut dua bagian dan diberi Pivot ditengahnya sehingga dapat berayun keatas dan kebawah secara terpisah

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

TROUBLE SHOOTING

SISTEM KEMUDI

FUNGSI
Untuk mengendalikan arah gerak kendaraan 
  
SISTEM KEMUDI DIBEDAKAN MENJADI 2 JENIS,
YAITU :
1. SISTEM KEMUDI MANUAL
2. SISTEM KEMUDI OTOMATIS (KEMUDI DAYA)

URAIAN
1. SISTEM KEMUDI MANUAL




KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI
1. STEERING WHEEL
2. STEERING COLUMN
3. STEERING GEAR
4. STEERING LINGKAGE






FUNGSI KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI
1. STEERING WHEEL
    Mengendalikan arah roda depan melalui lengan penghubung
2. STEERING COLUMN
    Untuk meneruskan arah putaran dari kemudi ke steering gear
3. STEERING GEAR
    Untuk memungkinkan roda depan dapat diarahkan sesuai dengan arah putaran kemudi yang diinginkan
4. STEERING LINGKAGE
    Sebagai penghubung untuk memindahkan tenaga putar dari steering wheel ke roda depan.

Pada dasarnya Steering Gear dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Jenis Worm and Sector Roller
b. Jenis Worm and Sector
c. Jenis Screw Pin
d. Jenis Screw and Nut
e. Jenis Recirculating Ball
KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI JENIS RECIRCULATING BALL
1. RODA KEMUDI
2. POROS UTAMA KEMUDI
3. BATANG KEMUDI
4. BAK RODA GIGI KEMUDI
5. LENGAN PITMAN
6. BATANG PENGHUBUNG
7. TIE ROD
8. LENGAN IDLER
9. LENGAN NAKEL
10. BALL JOINT SUSPENSI
11. BANTALAN ATAS




FUNGSI KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI JENIS RECIRCULATING BALL
1.   RODA KEMUDI
      Mengendalikan arah roda depan melalui lengan penghubung
2.   POROS UTAMA KEMUDI
      Mengirim gaya putar roda kemudi ke bak roda gigi kemudi
3.   BATANG KEMUDI
      Tempat Poros Utama
4.   BAK RODA GIGI KEMUDI
      Merubah gerak putar kemudi ke gerakkan maju mundur lengan penghubung
5.   LENGAN PITMAN
      digerakkan maju mundur oleh bak roda gigi kemudi dan dihubungkan dengan batang penghubung
6.   BATANG PENGHUBUNG
      Menghubungkan Tie Rod di sebelah kanan dan kiri
7.   TIE ROD
      Menghubungkan lengan nakel dan batang penghubung
8.   LENGAN IDLER
      Menunjang batang penghubung dan tie rod
9.   LENGAN NAKEL
      Mengendalikan roda depan sesuai dengan gerakkan lengan penghubung
10. BALL JOINT SUSPENSI
      Tempat berputarnya roda-roda depan
11. BANTALAN ATAS
      Tempat dudukan peredam kejut

f. Jenis Rack and Pinion
KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI JENIS RACK AND PINION
1. RODA KEMUDI
2. POROS UTAMA KEMUDI
3. BATANG KEMUDI
4. POROS INTERMEDIATE
5. RACK AND PINION
6. TIE ROD
7. SEPATU RACK
8. LENGAN NAKEL





KOMPONEN UTAMA RACK
1. BALL JOINT
2. TIE ROD
3. RACK
4. PINION
5. BOAT 







FUNGSI KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI
JENIS RACK AND PINION
1. RODA KEMUDI
    Mengendalikan arah roda depan melalui lengan penghubung
2. POROS UTAMA KEMUDI
    Mengirim gaya putar roda kemudi ke bak roda gigi kemudi
3. BATANG KEMUDI
    Merupakan tempat poros utama
4. POROS INTERMEDIATE
    Menghubungkan poros utama dan poros pinion
5. RACK AND PINION
    Menambah gaya yang dikirim dari roda kemudi dan gerakkan putar dirubah menadi gerak translasi
6. TIE ROD
    Menghubungkan lengan nakel dan batang penghubung
7. SEPATU RACK
    Mencegah masuknya lumpur dan debu kedalam mekanisme rack
8. LENGAN NAKEL
    Mengendalikan roda-roda depan sesuai dengan gerakkan lengan penghubung

SISTEM KOPLING 

FUNGSI
Untuk memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi

KOPLING DIBEDAKAN DALAM BEBERAPA JENIS, YAITU :
1. KOPLING MANUAL


KOMPONEN UTAMA KOPLING
1. RODA GILA
2. PLAT KOPLING
3. PLAT PENEKAN
4. PEGAS DIAFRAGHMA
5. TUTUP KOPLING
6. BANTALAN PEMBEBAS
7. GARPU PEMBEBAS





 FUNGSI KOMPONEN UTAMA KOPLING
1. FLY WHELL (RODA GILA)
    Tempat kedudukan sistem kopling
2. DISC CLUTCH (PLAT KOPLING)
    Media penghantar putaran dari mesin ke transmisi
3. PRESSURE PLATE (PLAT PENEKAN)
    Untuk menekan clutch disc
4. DIAFRGHMA SPRING (PEGAS DIAFRAGHMA)
    Untuk memberikan tekanan pada pressure plate
5. CLUTCH COVER (TUTUP KOPLING)
    Untuk menjepit clutch disc terhadap fly wheel
6. RELEASE BEARING (BANTALAN PEMBEBAS)
    Untuk meneruskan gaya tekan dari release fork
7. RELEASE FORK (GARPU PEMBEBAS)
    Untuk menekan release bearing sehingga menyentuh diafraghma spring

JENIS-JENIS KOPLING
1. KOPLING MANUAL
    TERDIRI DARI :
a. KOPLING SINGLE PLATE



     








b. KOPLING DOUBLE PLATE 



 









2. KOPLING AUTOMATIS

Torque Converter di digunakan pada kopling otomatis sebagai pengganti kopling manual





  






SISTEM PENGGERAK KOPLING
1. SISTEM PENGGERAK MEKANIS



Pada sistem ini tenaga yang digasilkan dorongan pedal yang menggerakkan Release Fork diteruskan langsung oleh kabel pembebas. 
Mekanisme penggerak in sekarang kurang banyak digunakan, karena memiliki kekurangan yaitu, untuk kendaraan besar seperti truk yang memerlukan kekuatan besar kurang kuat, dan penekanannnya lambat


 





2. SISTEM PENGGERAK HIDROLIK

Sistem pengggerak ini menggerakkkan Release Fork melalui mekanisme penekanan minyak rem secara Hidrolis. Sistem ini sangat efisien dan cepat dalam pemindahan tenaga dari injakan pedal ke Release Fork




 

CARA KERJA
Bila pedal kopling di pijak, minyak yang terdapat dalam silinder utama akan terdesak keluar melalui pipa, selanjutnya mendesak torak di dalam silinder slave silinder kemudian menggerakkan release fork








FUNGSI RELEASE CYLINDER 
Menggerakkan piston dengan tekanan hidrolik dari  silinder utama dan mengoperasikan release fork melaui tongkat pendorong










 PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM KOPLING
1. BUKALAH KOPLING DAN RUMAH KOPLING













2. LAKUKAN PENGUKURAN PADA FLY WHEEL MENGGUNAKAN DIAL INDIKATOR



KEOLENGAN MAKSIMUM = 0,1 mm









3. PERIKSALAH KEDALAMAN PAKU KELING PADA CLUTCH DISC DENGAN SIGMAT


KEDALAMAN PAKU KELING MINIMUM = 0,3 mm









4. PERIKSALAH PEGAS DIAFRAGHMA DARI KEAUSAN



LIMIT KEDALAMAN = 0,6 mm
LEBAR = 5,0 mm








 5. PERIKSA CELAH PRESSURE PLATE

 CELAH STANDART = 0,5 mm









6. PERIKSA KONDISI RELEASE BEARING DARI KEOLENGAN













TROUBLE SHOOTING
1. KOPLING SLIP
    - Permukaan plat kopling aus atau terbakar
    - Permukaan plat kopling terkontaminasi oleh minyak pelumas

2. KOPLING GADUH
    - Tidak terdapat pelumas pada sambungan dari sistem penggerak kopling
    - Bantalan mekanisme pelepas kopling sudah aus atau rusak

3. KOPLING MENGGESEK
    - Jarak antara kopling dengan lantai terlalu rendah
    - Permukaan plat kopling rusak



SISTEM TRANSMISI 

PENEMU TRANSMISI : LOUIS-RENE PANHARD dan EMILE LEVASSOR

Fungsi : Untuk memutus dan menghubungkan putaran mesin sehingga kendaraan dapat berhenti, meskipun mesin tetap dalam keadaan hidup

SISTEM TRANSMISI DI BEDAKAN MENJADI 2 JENIS YAITU :
1. SISTEM TRANSMISI MANUAL
    1. Slidingmesh Type
    2. Constantemesh Type
    3. Syncromesh Type
    
2. SISTEM TRANSMISI OTOMATIS
    1. Manumatic Type
    2. Semi Automatic type
    3. Elelctro Hidraulic Type
    4. Dual Clutch Type

URAIAN
1. TRANSMISI MANUAL
 
Transmisi Manual terdiri dari empat komponen utama, yaitu :
1. Input Shaft
2. Output Shaft
3. Counter Gear
4. Reverse Gear











Sistem Transmisi Manual dikenal juga sebagai transmisi "Gearbox" yang terdiri dari :
1, Transmisi Sekuensial
2, Transmisi Non Sekuensial
3. Transmisi tanpa Sinkronisasi
4. Transmisi dengan Sinkronisasi
4. Transmisi Pre Selektor

JENIS-JENIS TRANSMISI MANUAL
1. SLIDINGMESH TYPE
Jenis ini merupakan dasar pertama kali ditemukannya transmisi, dengan konstruksi yang sangat sederhana. Transmisi jenis ini sudah tidak lagi dikembangkan, walaupun demikian jenis ini masih sering digunakan dan terbatas hanya untuk gear percepatan dan mundur





2. CONTSTANTMESH TYPE
Jenis ini merupakan pengembangan dari jenis slidingmesh type, dimana bentu gear tidak lagi lurus melainkan helical, walaupun demikian saat perpindahan gera masih terjadi kesukaran
Dinamakan constantmesh type karena counter gear selalu berkaitan atau berhubungan dengan gear pada main shaft. sedangkan gear pada main shaft dihubungkan dengan perantara bearing sehingga gear dan main shaft dapat berputar bebas.


 
3. SYNCROMESH TYPE

Transmisi jenis ini mempunyai konstruksi seperti jenis constantmesh. pada jenis ini untuk memindahkan putaran dari main gear ke main shaft digunakan syncromesh, sehingga perpindahan putaran dapat dilakukan dengan mudah pada berbagai kecepatan.







JENIS-JENIS TRANSMISI AUTOMATIC
    1. MANUMATIC TYPE

Transmisi Manumatic berasal dari kata "Manual" dan "Automatic"
Pada transmisi ini pengemudi cukup memilih tanda (+) untuk menaikan rasio perpindahan gigi dan tanda (-) untuk menurunkan rasio perpindahan gigi.
Perpindahan gigi terjadi secara sekuensial











2, SEMI AUTOMATIC TYPE

Pada Transmisi ini menggunakan Sensor Elektrik, Sistem Pneumatik dan Prosesor, serta Actuator untuk mengeksekusi perintah pengemudi saat memindahkan rasio perpindahan gigi transmisi











3. ELEKTRO HIDRAULIC TYPE

Transmisi ini merupakan transmisi buatan Jepang yang dikenal dengan "HondaMatic"
Pada transmisi ini terdapat komponen Pompa Hidraulic, Hidraulic Motor Piston dan jugaPompa Swash Plate yang bekerja menyerupai cara kerja sistem AC jenis Swash Plate







4. DUAL CLUTCH TYPE

Pada transmisi ini terdapat dua buah kopling yang saling terhubung dalam satu poros Infut Shaft.












MEKANISME PEMINDAH GIGI

1. JENIS PENGONTROL REMOTE
    1. COLUMN SHIFT TYPE
Pada jenis ini tuas pemindah terpisah dengan transmisi, tuas pemindah berada di batang kemudi













2. FLOOR SHIFT TYPE
Pada jenis ini posisi tuas pemindah berada tepat di lantai bagian bawah dari kemudi















 2. JENIS PENGONTROL LANGSUNG


Pada jenis ini tuas pemindah gear transmisi berada langsung pada transmisi sehingga proses pemindahan gear transmisi dapat dikontrol dengan baik







KERUSAKAN-KERUSAKAN TRANSMISI
1. GEAR SUKAR DI PINDAHKAN
2. SAMBUNGAN GEAR RUSAK
3. TERDENGAR BUNYI-BUNYI