Saturday, March 1, 2014

Laporan Kerja Mesin


LAPORAN KERJA MESIN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dimasa ini perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi membuat semua masyarakat memiliki pola hidup yang berbeda satu sama lain. Sebagian besar dari mereka ada yang bekerja pada salah satu perusahaan negeri maupun swasta guna mempertahankan hidup dan mewujudkan kehidupan yang cemerlang dimasa yang akan datang.
Sehubungan dengan ilustrasi diatas, maka keahlian seseorang sangat diperlukan dalam mewujudkan hal tersebut dan merupakan aspek penting untuk dapat bersaing dengan orang lain terutama dalam bidang industri.salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh seorang teknisi untuk dapat bekerja pada salah satu perusahaan tersebut adalah mereka harus memiliki keahlian melakukan pekerjaan seperti, mengelas, membubut, menyekrap, dan masih banyak lagi keahlian yang harus dikuasai oleh setiap orang agar dapat bersaing.
Pemerintah telah membuat beberapa program yang mencanangkan agar setiap mahasiswa dapat memiliki keahlian khusus dalam bidang industri dan teknologi agar nantinya setelah mereka selesai dapat langsung mendapakan pekerjaan paling tidak dapat membuat lapangan kerja sendiri yang dapat mempekerjakan orang – orang yang belum memiliki pekerjaan.
Di Universitas Negeri Makassar khususnya telah diberikan beberapa mata kuliah keahlian sebagai contoh pada jurusan Pendidikan Teknik Otomotif diberikan mata kuliah Kerja Mesin, Teknik Pengelasan, Motor Bensin, Kelistrikan, Aplikasi Komputer, Motor Diesel, sehingga dapat membantu mahasiswa dalam memiliki keterampilan dalam dunia industri dan dapat bersaing dengan mahasiswa dari universitas manapun di Indonesia.
Mata kuliah Kerja Mesin sangat penting peranannya bagi jurusan Pendidikan Teknik Otomotif karena dalam mata kuliah ini kita dapat mempelajari berbagai teknik antara lain, membubut, menyekrap, mengebor, dan menggerinda. Dengan program ini dapat membantu mahasiswa untuk membuat benda – benda yang benilai sangat tinggi yang dengan benda tersebut dapat mendukung konstruksi dari mesin – mesin yang banyak digunakan dalam industri. Sehingga keahlian membubut sangat penting untuk dikuasai oleh setiap mahasiswa termasuk jurusan Pendidikan Teknik Otomotif agar setelah selesai nantinya dapat menjadi faktor pendukung yang sangat penting untuk mendapatkan pekerjaan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari mata kuliah Kerja Mesin ini antara lain :
1.      Bagaimana mahasiswa dapat terampil dalam melakukan berbagai pekerjaan menggerinda dan membubut bahan menjadi sebuah benda jadi ?
2.      Bagaiman mahasiswa dapat terampil dalam mengoperasikan mesin bubut, sekrap, gerinda dalam membuat benda jadi ?
3.      Bagaimana mahasiswa dapat lebih memahami bagian – bagian penting dari setiap mesin yang digunakan ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari mata kuliah Kerja Mesin ini antara lain :
4.      Mahasiswa dapat terampil dalam melakukan berbagai pekerjaan menggerinda dan membubut bahan menjadi sebuah benda jadi.
5.      Mahasiswa dapat terampil dalam mengoperasikan mesin bubut, sekrap, gerinda dalam membuat benda jadi.
6.      Mahasiswa dapat lebih memahami bagian – bagian penting dari setiap mesin yang digunakan.
7.      Melatih mahasiswa dalam melakukan pembacaan gambar kerja sebelum benda tersebut dibuat.
8.      Melatih mahasiswa dalam melakukan pengukuran sekaligus melatih ketelitian mahasiswa dalam bekerja.




D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari mata kuliah Kerja Mesin ini adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang tata cara mengopersaikan mesin bubut, gerinda dan mengetahui bagian – bagian penting dari mesin tersebut.
2.      Merupakan modal awal kepada mahasiswa untuk terjun dalam dunia industri dan bersaing dengan mahasiswa yang lain.
3.      Memberi keterampilan kepada mahasiswa dalam membuat bahan jadi menjadi benda jadi yang siap untuk digunakan.
4.      Memberikan pemahaman kepada mahasiswa dalam membaca gambar dan merealisasikannya dalam bentuk benda jadi.  



















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Uraian Mesin Bubut

            Mesin ini mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda dengan jalan menyanyat benda tersebut dengan suatu pahat penyayat, posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam bergerak ke kanan/ke kiri searah dengan sumbuh mesin bubut menyayat benda pekerjaan.
Ukuran mesin ini diukur dari jarak senter dari kepala tetap sampai senter kepala lepas, ini merupakan jarak terpanjang dari benda kerja yang biasa dibubut dan tergantung tinggi atau jarak dari ujung senter ke permukaan alas mesin (bed) yakni sebagai ½ diameter benda kerja yang biasa dikerjakan.












                                                        

Gambar.1: Mesin bubut

B.  Jenis Mesin Mesin Bubut

1. Mesin bubut horizontal (standar)














Gambar.2: Mesin bubut horizontal (standar)

2. Mesin bubut senter









Gambar.3: Mesin bubut senter
3. Mesin  Bubut  Tugas Berat









Gambar.4: Mesin  Bubut  Tugas Berat

4. Mesin Bubut Horisontal Otomatis









                    




Gambar.5: Mesin Bubut Horisontal Otomatis




5. Mesin Bubut Tuert Vertikal









Gambar.6: Mesin Bubut Tuert Vertikal

6. Mesin Bubut Pencekam Vertikal Stasiun Majemuk













Gambar  .7: Mesin Bubut Pencekam Vertikal Stasiun Majemuk


7. Mesin Bubut Resolver (Pistol)







Gambar.8: Mesin Bubut Resolver (Pistol)

8. Mesin Bubut Otomatis







Gambar. 9: Mesin Bubut Otomatis

9. Mesin Bubut Kepala






Gambar.10: Mesin Bubut Kepala
10. Mesin Bubut Korsel








Gambar.11: Mesin Bubut Korsel

11. Mesin Bubut Penyalin











Gambar. 12: Mesin Bubut Penyalin





C. Bagian-bagian Utama mesin bubut dan fungsinya
      Bagian-bagian utama dari mesin bubut adalah alas mesin, kepala tetap, kepala lepas, eretan dan mekanik percepatan.










Gambar. 13: Bagian-bagian mesin bubut

1.      Alas Mesin
      Yang di maksud dengan las mesin adalah kerangkah utama mesin bubut, yang diatas kerangkah tersebut eretan serta kepala lepas bertumpu serta bergerak, adapun alur alas mesin (bed) berbentyk V ; datar atau rata.









Gambar. 14: Alas mesin
2.      Kepala Tetap
            Di dalam kepala tetap, spindle utama terpasang pada bantalan, fungsinya untuk memindahkan putaran ke benda kerja, spindle harus terpasang kuat dan terbuat baja yang kuat, pada umumnya bagian dalam spindle dibuat berlubang.














Gambar. 15: Kepala Tetap

3.      Kepala Lepas
      Kepala lepas dipakai sebagai penyangga benda kerja yang panjang, mengebor dan meluaskan lubang (reamer), kepala lepas dilengkapi dengan kerucutMorse, gunanya untuk memasang alat-alat yang akan dipasang pada kepala lepas seperti : bor, remer, senter jalan , dan lain-lain. Kepala lepas dapat diangkat dari alas mesin (bed) dan dapat dipasang terkunci dengan baut pengikat, roda pada kepala lepas dapat dipakai untuk menmggerakkan konis, dengan konis itu selubung (sleeve) dapat terkunci, ada kepala lepas yang selubungnya di gerakkan dengan hidrolik atau compressor udara, untuk ini tekanan pada benda kerja dapat sama rata.








Gambar.16: Kepala Lepas

4.      Eretan

      Eretan terdiri dari : sadel/pelana, eretan melintang, eretan kombinasi, pemegang pahat, kotak apron. Eretan adalah penopang utama dan pembawa pahat bubut, yang dapat distel, eretan ini terdiri ; sadel, eretam melintang, eretan atas, dengan penjepit pahat, apron, (kotak mekanik pengatur).








Gambar.17: Eretan

1.      Mekanik Percepatan
      Poros pembuat ulir (leadscrew) hanya dipakai untuk membuat ulir, dari kepala tetap, leadscrew ini digerakkan melalui peti roda gigi (gear box) apabila mur setengah (hulf nut) yang menekan poros itu dihubungkan oleh tuas penghubung maka poros bergulir menggerakkan eretan dengan arah memanjang.













   Gambar. 18: Mekanik Percepatan
                 

                  Mekanis pengunci digunakan bila mur setengah (half nut) dihubungkan dengan poros percepatan (feed shaft) memanjang atau melintang secra tidak tepat, berakibat rusaknya mekanisme, ruswaknya mekanisme dapat dicegah dengan memasang alat pengaman.
                  Poros cacing (b) menggerakkan roda poros cacing (c) yang satu as dengan roda gigi Z1, jika lever (d) dipasang pada posisi L maka roda gigi Z2 akan berhubungan dengan roda gigi Z3 ndan Z4 satu as dengan Z3 maka Z4 akan berputar dan membawa apron (landasan) berjalan, bila lever (d) berada diposisi P maka roda gigi Z2 akan berhubungan dengan roda gigi pada spindle kros feed screw (sumbu poros berulir melintang)  sehingga eretan melintang akan berjalan dengan otomatis.
            Apron (kotak mekanik penggerak) membawa mekanisme yang mengubah putaran dari putaran dari poros percepatan menjadi gerakan memanjang dan melintang.
Putaran dari poros percepatan dapat diubah dengan deangan memindahkan ban mesin yang dapat distel (drive key) oleh sebab itu kecepatan yang dikehendaki dapat distel dengan mudah.










Gambar. 19: Roda gigi percepatan

            Bermacam-macam ukuran roda gigi dapat dihubungkan oleh pasak yang dapat distel, oleh sebab itu kecepatan yang dikehendaki dapat distel dengan mudak. Dengan sebuaqh lengan ayun (tuas pengubah posisi / pengatur kecepatan) roda vgigi perantara dapat dihubungkan dengan roda-roda gigi yang berbeda-beda ukurannya, biasanya disusun didalam kotak yang kuat berbentuk tirus, oleh sebab itu putaran dari percepatan dapat diubah dalam waktu yang singkat.

      Di bawah ini adalah bagian perubahan percepatan dengan ban/belt dari motor listrik ke roda tingkat pada kepala tetap.























Gambar. 20: Bagian perubahan percepatan dengan belt dari motor listrik

            Puli bertingkat yang dihubungkan tetap dengan roda-roda gigi (Z1) dapat berputar pada poros utama, roda gigi (Z4) dipasang kuat tetap pada poros utama. Bila kerja ganda (Z2,Z3) dilepaskan maka gaya sabuknya langsung dialihkan pada poros utama oleh pembawa, jadi seperti juga pada sebuah puli bertingkat tanpa kerja ganda tersedia empat jumlah perputaran.
            Dengan menghubungkan kerja gandanya sekarang masih dapat dipakai dengan roda gigi (Z4) harus diputuskan dulu dengan menarik pen pembawa keluar, sekarang gaya sabuk itu dipindahkan pada poros utama keluar, sekarang gaya sabuk itu dipindahkan pada poros utama oleh Z1 pada Z2 dan oleh Z3 pada Z4.

D.  Alat Perlengkapan Mesin Bubut
1.      Pahat Bubut
      Pahat bubut digunakan untuk memotong/menyayat benda kerja, pahat dijepit/dipasang pada penjepit pahat (tool post), macam pahat adalah sebagai gambar berikut :













                             :




Gambar. 21:  Macam pahat dengan logam keras yang terpasang pada tangkainya.

2.      Alat Pencekam benda kerja
               Alat ini digunakan sebagai alat penjepit benda kerja ada beberapa macam yakni :
a. Plat pembawa
b.Plat pembawa rata
c. Pencekam tiga rahang
d.   Pencekam empat rahang
                       









Gambar. 22: Alat Pencekam benda kerja

3.      Senter
      Alat ini untuk memasang titik sumbu dari kedua ujung dari benda kerja, dimana kedua ujung benda kerja dibor runcing sedikit untuk menempatkan ujung senter tersebut, di mana senter ini memungkinkan  pengerjaan menbubut tirus maupun lurus.
a.   Senter  mati




Gambar. 23: Senter  mati
b.   Senter hidup (jalan)






Gambar. 24: Senter Hidup (Jalan)

b.      Pembawa
Alat ini dipasang bersama plat pembawa serta  benda kerja supaya ikut berputar seirama sumbu mesin.









Gambar. 25: Pembawa



c.       Penyangga
      Alat ini digunakan dalam pengerjaan batang bulat yang panjang, untuk menyangga benda kerja supaya tidak melengkung ke bawah, sehingga tetap selurus dengan sumbu. Macamnya ada dua yakni penyangga tetap dan penyangga jalan.
      1). Penyangga Tetap













Gambar. 26: Penyangga Tetap

2).  Penyangga jalan











Gambar. 27: Penyangga Jalan

d.      Kartel
      Kartel adalah suatu alat yang gunanya untuk membuat alur-alur kecil pada benda kerja dengan maksud supaya tidak licin jika dipegang dengan tangan seperti pemegang-pemegang, kartel ini dipasang seperti pahat.








Gambar. 28: Kartel
















BAB III
KEGIATAN PRAKTEK KERJA MESIN

A.  Mengasah Pahat Bubut
1.   Tujuan Praktek
      Tujuan dari praktek mangasah pahat :
a.    Mahasiswa dapat menggunakan mesin gerinda dengan baik dan benar
b.      Mahasiswa dapat melakukan pembacaan gambar kerja sebelum benda tersebut dibuat.
c.       Mahasiswa dapat melakukan pengukuran sekaligus melatih ketelitian mahasiswa dalam bekerja.
d.      Mahasiswa dapat membuat pahat bubut sesuai dengan ukuran yangtelah ditetapkan.

2.   Keselamatan Kerja
      a.   Keselamatan diri
1)      Memakai baju praktek
2)      Memakai kaca mata
3)      Berhati-hati dalam menggerinda pahat bubut.
4)      Mengikuti tata tertip yang telah ditetapkan laboratorium
5)      Mengikuti instruksi dosen pembimbing
b.  Keselamatan benda kerja
1)   Menggerinda benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
2)   setelah dibubut, olesi benda kerja dengan minyak atau oli untuk mencegah karatan
c.  Keselamatan mesin
1)      Menggunakan mesin sesuai dengan fungsinya
2)      Menyimpan kembali alat yang telah digunakan ditempat yang aman
3)      Membersihkan mesin apabila telah digunakan


3.   Fungsi Pahat Bubut
Pahat bubut digunakan untuk memotong/menyayat benda kerja, pahat dijepit/dipasang pada penjepit pahat (tool post).

3. Nama Komponen Pahat Bubut dan Gambar Pahat Bubut
      a. Pahat bubut


 



Besi plat


                                                                                          

            Pandangan atas                                          Pandangan samping kanan





Pandangan depan





Gambar.29: Pahat Bubut

b. Mesin gerinda


 








Gambar. 30: Mesin Gerinda

5.   Langkah Kerja
      Proses pengasahaan pahat bubut :
a.       Memberi tanda pada pahat sebelah atas.
b.      Menghidupkan mesin gerinda.
c.       Dari tanda bagian atas memulai menggerindah pahat sisi kanan sampai kemiringan 100­.
d.      Setelah mengasa sisi kanan kemudian mengasa kedua sisi bawa samping kiri dan kanan dengan kemiringan 80.
e.       Setelah selesai mekukan pengasahan mematikan mesin gerinda dan membersihkannya.

      6.   Gambar Hasil Pengerjaan
B.B.T.S0725.jpg
       
Gambar. 31: Pahat bubut
B.  Membubut Engsel
1.   Tujuan Praktek
a.       Mahasiswa dapat menggunakan mesin bubut dengan baik dan benar.
b.      Mahasiswa dapat menggunakan mesin gergaji dengan baik dan benar.
c.       Mahasiswa dapat melakukan pembacaan gambar kerja sebelum benda tersebut dibuat.
d.      Mahasiswa dapat melakukan pengukuran sekaligus melatih ketelitian mahasiswa dalam bekerja.
e.       Mahasiswa dapat membuat engsel sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

2.   Keselamatan Kerja
      a.   Keselamatan diri
1)      Memakai baju praktek
2)      Memakai kaca mata
3)      Melepas kunci pengeras pencekam setelah mengencangkan baut pengerasnya
4)      Mematuhi tata tertib yang telah ditetapkan laboratorium
5)      Mengikuti instruksi dosen pembimbing
b.   Keselamatan benda kerja
      1)   Membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
2)   Setelah benda kerja dibubut, olesi dengan minyak pelumas untuk mencegah karatan
c.   Keselamatan mesin
1)      Menggunakan mesin sesuai dengan fungsinya
2)      Menyimpan kembali alat yang telah digunakan ditempat yang aman
3)      Membersihkan mesin apabila telah digunakan.




      3.   Langkah Kerja
a.      Cara Memasang pahat bubut
      1)   Memasang senter mati pada lubang tab
2)   Memasang pahat pada penjepit pahat kemudian meratakan posisi mata pahat   dengan runcing pada senter teap apabila sudah tepat kemudian mengencangkan baut pengikat pahat.
Pemasangan alat bubut harus dipasang setinggi ujung senter seperti bagan berikut:

B.B.T.S0738.jpg
Gambar. 32: Pemasangan Pahat Bubut

b.   Membubut Rata
            1)   Membubut rata kedua ujung benda kerja
a)      Memasang benda kerja pada pencekam benda kerja di sumbu utama.
b)      Menggerakkan unit eretan sehingga mata pahat menyentuh benda kerja.
c)      Menyalakan mesin bubut.
d)     Memutar roda tangan eretan melintang sehingga benda kerja terbubut, panjang benda kerja yaitu 105 mm.
e)      Setelah selesai matikan mesin, kemudian menukar ujungnya dan lakukan pemerataan.
2)      Membuat rata pada bagian memanjang benda kerja
Pahat digeser maju setelah dilakukan pemakanan awal pada benda kerja, bubut digerakkan atau digeser maju dan mundur kearah melintang. Diameter benda kerja yang dibubut yaitu  16,5 mm.

                                                              105 mm


 


                                                                                                                16,5 mm
 


                                                          







Gambar.33: Pembubutan Rata

c.   Membuat bertingkat
      Melakukan pembubutan bertingkat dengan langkah kerja sebagai berikut :
1)      Membubut diameter luar atau yang memiliki diameter terlebih besar dulu.
2)      Setelah mendapatkan ukuran yang tepat kemudian baru melakukan pembubutan yang memiliki diameter yang lebih kecil.
3)      Pada tingkat pertama diameternya 18 mm dengan panjang 40 mm dan pada tingkat kedua 14 mm dengan panjang 40 mm.


                                     91 mm
                                                                    7 mm
                                                                                          7 mm
       22 mm                                                                                          12 mm   14 mm



 
Foto014.jpg
Gambar. 34: Hasil Pengerjaan Bubut Bertingkat

d.   Membubut tirus
            Cara melakukan pembubutan tirus adalah sebagai berikut :
1.      Menggeser posisi eretan atas 60
2.      Memosisikan mata pahat ke benda kerja
3.      Menghidupkan mesin, memulai pemahatan
4.      Melakukan penbirusan dengan menggerakkan eretan atas. Panjang ketirusan 19 mm.
14 mm
 
21 mm
 
78 mm
 

                                                                                                  
                                                                                                                    














16,5 mm
 
12 mm
 

                                      


 
Gambar.35: Membubut tirus

Penggeseran secara melintang dari kepala lepas dapat dihitung dengan bagan berikut :
Segitiga ABC sebangun dengan segitiga EFG, maka :
      BC : AB = FG : EF
      X    : AB = ½ (D-d) : 1
      karena ½ α = hanya kecil saja sehingga :
      x : L = ½ (D-d) ; 1
            x = D-d / 2 .L
             L. tgn = α/2
Dari begian diatas ternyata : x = L. sin α/2
Pergeseran kepala lepas        x = L/1. ½ (D-d)
Membuat tirus dengan menggunakan eretan atas adalah sebagai berikut :
   x : 127 = ½ (22-18) ;1    
             x = 22-18/ 2.127
   127.tgn = α/2
            Î± = 6,285o
            Î± = 6o










                                  Gambar. 36 : Penyetelan kemiringan tirus
B.B.T.S0734.jpg
     Gambar. 37 : Hasil Pengerjaan Membubut Tirus

e.   Memotong Benda Kerja
                        Adapun cara melakukan pemotongan benda kerja sebagai berikut:
                  1)  Meletakkan benda kerja pada penjepit benda yang ada pada mesin pemotong kemudian kencangkan penjepitnya.
2)  Tandai panjang benda kerja yang akan dipotong yaitu setengah dari panjang benda kerja yang diameternya 22 mm.
                  3)  Potong benda kerja secara perlahan-lahan.

                                      33 mm                     33 mm
                                                                                               
                                                                                                      31 mm



                                     Gambar. 38: Pemotong Benda Kerja
                                                  
B.B.T.S0723.jpg
Gambar. 39: Hasil Pengerjaan Pemotongan engsel

f.    Mengebor
            Adapun cara mengebor benda kerja sebagai berikut :
1)                                    Memasang bor senter
                                       2)   Membuat lubang senter pada benda kerja yang akan dibubut
3)   Setelah selesai membor senter, melepas mata bor senter kemudian memasang mata bor  yang berdiameter 8 mm
4)      Mengebor benda kerja sebagai pengeboran awal sebelum mengebor dengan diameter sebenarnya
5)      Setelah melakuklan pengeboran, melepas mata bor tersebut kemudian memasang mata bor dengan diameter 12 mm
6)      Melakukan pengeboran yang mempunyai kedalaman 38 mm
7)      Setelah selesai melakukan pengeboran melepas benda kerja dari pencekam dan mata bor kemudian membersihkan alat dan bahan.







                                                                 33 mm





































10 mm
 





                                                 Gambar. 40: Pengeboran
IMG-20120106-00513.jpg
Gambar. 41: Hasil Pengeboran
g.   Finishing
1.      Langkah Kerja
a.       Memasang dan jepit benda kerja pada plat cekam
b.      Buatlah cember dengan ukuran 2x45° pada masing-masing permukaan benda kerja.
c.       Haluskan permukaan benda kerja yang telah di selesaikan dengan mengunakaan ampas halus.
d.      Bersihkan alat dan benda kerja,
e.       Bersihkan area laboratorium dan area.
                       33 mm                            31 mm                                      33 mm      
Text Box: o 16 mmText Box: o 16 mm                                                                          



















































































   o 10 mm
 
   o 10 mm
 



31 mm
 




IMG-20120106-00515.jpg
                                Gambar. 42: Finishing Benda Kerja

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
      Adapun kesimpulan yang penulis dapat simpulkan adalah sebagai berikut :
  1. Kegiatan praktek kerja mesin merupakan sebagai pelatihan dalam peningkatan keterampilan dan ketelitian kerja
  2. Kegiatan praktek kerja mesin merupakan salah satu mata kuliah yang memberikan bekal keterampilan kepada mahasiswa untuk terjun di dunia industri.
  3. Kegiatan praktek kerja mesin merupakan mata kuliah pendukung yang di mana berkaitan dalam dunia perbengkelan otomotif yaitu pembubutan
  4. Adapun yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
a.       Mengasah pahat
b.      Membubut rata
c.       Membubut bertingkat
d.      Membubut tirus
e.       Memotong benda kerja
f.       Mengebor
g.      Finishing

B. Saran
      Adapun saran dari penulis sebagai berikut :
  1. Sebaiknya mahasiswa diberikan benda kerja masing-masing, sehingga hasil kerjanya sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing individu.
  2. Sebaiknya tugas laporan diberikan sejak waktu pengerjaan berlangsung agar dalam penyusunan laporan tidak berat.
  3. Sebaiknya pembagian kelompok pada saat praktek disesuaikan dengan jumlah mesin yang disediakan.
  4. Sebaiknya benda kerja yang dibagikan adalah benda kerja yang sesuai dengan prosedur yang akan dikerjakan.
  5. Sebaiknya laporan akhir dan benda kerja mahasiswa dikembalikan.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. Drs. Kerja Mesin untuk SMK. PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002
           


           






No comments:

Post a Comment