KLASIFIKASI MESIN
MESIN DI KLASIFIKASIKAN MENJADI 2 JENIS, YAITU :
1. INTERNAL COMBUSTION ENGINE
2. EKSTERNAL COMBUSTION ENGINE
URAIAN
1. INTERNAL COMBUSTION ENGINE
Sebuah mesin yang proses pembakaran bahan bakarnya terjadi didalam mesin itu sendiri
contoh : a. Mesin Sepeda Motorb. Mesin Mobil
c. Mesin Turbin Gas
bila
kita mengurai lebih jauh lagi tentang Internal Combustion Engine, maka
contoh dari
mesin tersebut dapat diuraikan pada hal sebagai berikut :
a. Mesin Sepeda Motor1. Mesin 2 Tak
2. Mesin 4 Tak
b. Mesin Mobil
1. Mesin Bensin
- Mesin dengan Sistem Pengapian Konvensional
- Mesin dengan Sistem Pengapian Elektronik
2. Mesin Diesel
- Mesin Diesel Direct Injection
- Mesin Diesel Indirect injection
c. Mesin Turbin Gas
1. Mesin Pesawat Helicopter
- Jenis Bolcow
- Jenis Puma
2. Mesin Pesawat Jet
- Mesin Boeing
- Mesin Soekhoi
2. EKSTERNAL COMBUSTION ENGINE
Sebuah mesin yang proses pembakaran bahan bakarnya terjadi di luar mesin
contoh : a. Mesin Ketel Uap
KOMPONEN UTAMA MESIN MOBIL
SECARA GARIS BESAR, SEBUAH MOBIL DI BAGI MENJADI 3 BESAR KOMPONEN UTAMA + BODY, YAITU :
1. KELISTRIKAN
Terdiri dari :
1. Sistem Baterai
2. Sistem Starter
3. Sistem Pengisian
4. Sistem Pengapian
5. Sistem Penerangan
6. Sistem Pembersih Udara
7. Sistem Pembersih Kaca
8. Sistem Audio Video
2. CHASIS
Terdiri dari :
1. Sistem Rangka
2. Sistem Rem
3. Sistem Suspensi
4. Sistem Kemudi
5. Sistem Kopling
6. Sistem Transmisi
7. Sistem Diferensial
8. Poros Penggerak Roda
3. MOTOR
Terdiri dari :
1. Mekanisme Katup
2. Piston dan kelengkapannya
3. Kepala Silinder
4. Blok Silinder
5. Sistem Pelumasan
6. Sistem Pembakaran
7. Sistem Pendinginan
Sistem Kerja Pendingin Udara (AC) Mobil - Sistem AC mobil (air-cond) bekerja menggunakan gas yang dikompresi oleh compressor. Gas ini akan mengalir melalui cooling coil yang berada di dalam kabin mobil dan blower akan meniup angin melalui cooling coil ini dan mengeluarkan angin yang dingin. Setelah itu gas ini harus didinginkan kembali dan akan melalui radiator kondensor yang akan mendinginkan gas tersebut. Begitulah pada dasarnya bagaimana AC mobil bekerja.
Ada berbagai masalah yang biasanya timbul akibat dari kerusakan peralatan air-cond.
1. Angin panas atau air-cond tak dingin. Hal ini terjadi karena beberapa kerusakan. Sebaiknya periksa kandungan gas air-cond kita dengan melihat jendela di atas filter gas air-cond (tabung berwarna perak yang memiliki bagian kaca di atas) Kalau anda melihat ada gelembung, maksudnya gas masih ada. Jadi kerusakan bukan disebabkan kebocoran. Pasang aircon. Perhatikan kipas di depan radiator kondensor. Jika kipas ini tidak bergerak. Maksudnya kipas itu rusak dan harus di ganti. Saya sarankan dapatkan kipas bekas dari toko potong karena harganya lebih murah. Jika kipas bergerak tapi pergerakannya tidak laju, kipas itu perlu juga di ganti. Jika kipas bergerak laju dan air-cond masuh tidak dingin, biar air-cond terpasang dan perhatikan salah satu pipa yang menyalurkan gas air-cond. Jika Anda melihat, bintik-bintik air mulai terlihat maka aliran gas dari kompressor ke cooling coil elok. Tapi air-cond masih tak dingin, besar kemungkinan, katup yang mengontrol penerimaan gas ke dalam cooling coil tersumbat atau rusak. Untuk mengganti katup ini cooling coil harus di buka dan gas harus dibuang dan saya sarankan buat service air-cond sekaligus.
2. Air-cond tak cukup dingin. Hal ini biasanya terjadi pada mobil-mobil yang diimpor sepenuhnya (CBU) atau setelah aircon di service. Tidak kerusakan sebenarnya karena suhu air-cond dikontrol oleh satu saklar yang meng ‘on’kan dan meng’off’kan air-cond kita secara otomatis. Minta mekanik menyesuaikan saklar ini supaya air-cond lebih lama ‘on’.
3. Dalam perjalanan jauh, setelah beberapa saat, air-cond tak dingin. Hal ini terjadi karena switch yang mengontrol ‘on’ dan ‘off’ air-cond tidak dapat berfungsi dengan baik atau injiap yang mengontrol gas masuk ke dalam cooling coil rusak menyebabkan penerimaan gas ke dalam cooling coil berlebihan dan membuat cooling coil beku atau es terjadi hinggakan mencegah aliran gas keluar dan menyebabkan hanya sebagian cooling coil yang dingin dan sebagian lagi panas. Jika ini terjadi, berhentikan mobil Anda selama beberapa saat (sehingga tidak ada lagi es di pipa gas) dan mengatur thermostat ke suhu yang paling kurang dingin. Jika terjadi lagi, maksudnya, katup atau sakelar air-cond Anda perlu di ubah.
4. Air menetes. Hal ini terjadi karena seperti hal ’3 ‘di atas.
5. Angin air-cond bau. ini terjadi karena ada angin luar yang masuk ke dalam sistem saluran angin air-cond kerta Anda atau air-cond Anda sudah terlalu lama tidak di service hingga menyebabkan semua debu dan basah telah berjamur dan mengeluarkan bau busuk.
6. Asap putih keluar Sebenarnya asap putih itu adalah kotoran dan uap air yang terjadi. karena gas terlalu dingin. Alasannya adalah seperti di ’3 ‘.
7. Corong keluar angin air-cond berminyak. Jika ini terjadi, maksudnya cooling coil Anda telah mengalami kebocoran dan akhirnya gas akan habis dan angin air-cond akan panas.
Berdasarkan pengalaman saya, saya sarankan air-cond diservice setiap tahun dan untuk perjalanan jauh di highway, jangan mengatur thermostat pada suhu tersejuk karena ini akan merusak katup cooling coil. Dan untuk pengguna mobil buatan Malaysia, jangan terlalu ‘bermain’ dengan thermostat air-cond Anda karena itu sangat sensitif. Biaya untuk memperbaikinya agak mahal.
Tags: ac mobil, sistem ac mobil, sistem ac pada mobil, cara kerja ac mobil, sistem pendingin ac mobil, cara kerja AC, sistem pendingin ac, sistem kerja ac mobil, cara kerja sistem pendingin udara, Ac pada mobil
SISTEM REM
Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan
dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun.
dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun.
sistcm rem hidrolik,
dasar kerja pengereman
Rem bekerja dengan dasar
pemanfaatan gaya gesek
Rem bekerja dengan dasar
pemanfaatan gaya gesek
Tanaga gerak putaran
roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke udara luar.
roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke udara luar.
Pengereman pada roda dilakukan dengan cara menekan
sepatu rem yang tidak berputar
terhadap tromol (brake drum)
yang berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan
Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga
gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.
Macam-macam rem
Menurut penggunaannya rem mobil dapat dikelompokkan segai berikut :
a)Rem kaki, digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Menurut mekanismenya rem kaki dibedakan lagi menjadi :
Rem hidrolik
Rem pneumatik
b) Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
c) Rem pembantu, digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang
digunakan pada truk dan kendaraan berat.
Menurut penggunaannya rem mobil dapat dikelompokkan segai berikut :
a)Rem kaki, digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Menurut mekanismenya rem kaki dibedakan lagi menjadi :
Rem hidrolik
Rem pneumatik
b) Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
c) Rem pembantu, digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang
digunakan pada truk dan kendaraan berat.
Rem hidrolik
Rem hidrolik paling banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan. Mekanisme kerja dan bagian-bagian dari rem ini
ditunjukkan pada
Rem hidrolik paling banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan. Mekanisme kerja dan bagian-bagian dari rem ini
ditunjukkan pada
Ini merupakan penggambaran secara
sederhana dari yang ditunjukkan pada 3.33 di muka.
sederhana dari yang ditunjukkan pada 3.33 di muka.
Master silinder
Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model rem piringan).
Bila pedal rem ditekan, batang piston akan mengatasi tekanan
pegas pembalik (return piston) dan piston digerakkan ke depan. Pada
waktu piston cup berada di ujung torak, compresating port akan
tertutup. Bila piston maju lebih jauh lagi, tekanan minyak rem di dalam silinder akan bertambah dan mengatasi tegangan pegas outlet
untuk membuka katup
Bila pedal rem dibebaskan, maka piston akan mundur ke
belakang pada posisinya semula (sedikit di dekat inlet port) karena
adanya desakan pegas pembalik. Dalam waktu yang bersamaan katup
outlet tertutup. Ketika piston kembali, piston cup mengerut dan
mungkinkan minyak rem yang ada "di sekeliling piston cup dapat
mengalir dengan cepat di sekeliling bagian luar cup masuk ke sillnder,
hingga silinder selalu terisi penuh oleh minyak rem. Sementara itu
tegangan pegas-pegas sepatu rem atau pad rem pada roda bekerja
membalikan tekanan pada minyak rem yang berada pada pipa-pipa
untuk masuk kembali ke master silinder
Boster rem
Boster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi melipatgandakan tenaga penekanan pedal. Rem yang dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo (servo brake).
Boster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi melipatgandakan tenaga penekanan pedal. Rem yang dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo (servo brake).
Boster rem
ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi ada
juga yang dipasang terpisah.
memperlihatkan salah satu model boster rem yang menggunakan kevacuman mesin untuk menambah tekanan hidrolik.
Cara kerja boster rem
Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik membuka
sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar
Adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston
mengaklbatkan torak terdorong ke dapan
(lihat
Bagian depan piston yang menghasilkan tekanan yang tinggi ini dihubungkan
dengan torak pada master silinder.
Bila pedal dibebaskan, katup udara akan menutup dan ber
hubungan lagi dengan intake manifold. Dengan terjadinya kevacum
yang sama pada kedua sisi piston, tegangan pegas pembalik mendesak
piston ke posisi semula.
Katup pengimbang
Bila mobil mendadak direm maka sebagian besar kendaraan bertumpu pada roda depan. Oleh karena itu, pengereman roda depan harus Iebih besar karena beban di depan lebih besar daripada di belakang
Dengan alasan tersebut diperlukan alat pembagi tenaga pengereman yang disebut katup pengimbang (katup proporsional). Alat ini
bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder
roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih
kecil daripada daya pengereman roda depan.
Bila mobil mendadak direm maka sebagian besar kendaraan bertumpu pada roda depan. Oleh karena itu, pengereman roda depan harus Iebih besar karena beban di depan lebih besar daripada di belakang
Dengan alasan tersebut diperlukan alat pembagi tenaga pengereman yang disebut katup pengimbang (katup proporsional). Alat ini
bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder
roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih
kecil daripada daya pengereman roda depan.
model katup pengimbang
penempatan alat ini dalam sistem rem pada 3.33 di atas).
Rem model tromol
Pada rem model tromol, kekuatan tenaga pengereman diperlukan
dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam
yang berputar bersama-sama roda. Bagian bagian utama dari rem tromol
ini ditunjukkan
Pada rem model tromol, kekuatan tenaga pengereman diperlukan
dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam
yang berputar bersama-sama roda. Bagian bagian utama dari rem tromol
ini ditunjukkan
yaitu backing plate, silinder roda, sepatu
rem dan kanvas, tromol, dan mekanisme penyetelan sepatu rem.
rem dan kanvas, tromol, dan mekanisme penyetelan sepatu rem.
1) Backing plate
Backing plate
Backing plate
dibaut pada rumah poros (axel housing) bagian belakang. Karena sepatu
rem terkait pada backing plate maka aksi daya pemgereman bertumpu pada
backing plate:.
Silinder roda
Silinder roda yang terdiri atas bodi dan piston, berfungsi untuk
dorong sepatu rem ke tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silindcr. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap unit rem
(tergantung dari modelnya). Ada dua macam silinder roda, yaitu:
a) Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua
arah
Silinder roda yang terdiri atas bodi dan piston, berfungsi untuk
dorong sepatu rem ke tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silindcr. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap unit rem
(tergantung dari modelnya). Ada dua macam silinder roda, yaitu:
a) Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua
arah
b) Model single piston, yang bekerja pada sepatu rem hanya satu
arah
Sepatu rem dan kanvas
Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan rem dikeling (untuk
kendaraan besar) atau dilem (untuk kandaraan kecil). Lihat
Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan rem dikeling (untuk
kendaraan besar) atau dilem (untuk kandaraan kecil). Lihat
4) Tromol rem.
Tromol rem yang berputar bersama roda Ietaknya sangat dekat
dengan kanvas. Tetapi saat pedal rem tidak diinjak, keduanya tidak saling bersentuhan.
Tromol rem yang berputar bersama roda Ietaknya sangat dekat
dengan kanvas. Tetapi saat pedal rem tidak diinjak, keduanya tidak saling bersentuhan.
memperlihatkan salah satu tipe tromol
rem yang disebut tipe leading-trailling shoe. Pada tromol rem tipe ini
bagian ujung bawah sepatu rem diikat oleh pin-pin dan bagian atas sepatu berhubungan dengan silinder roda. Silinder roda bertugas mendorong sepatu-sepatu ke arah luar seperti ditunjukkan tanda panah.
rem yang disebut tipe leading-trailling shoe. Pada tromol rem tipe ini
bagian ujung bawah sepatu rem diikat oleh pin-pin dan bagian atas sepatu berhubungan dengan silinder roda. Silinder roda bertugas mendorong sepatu-sepatu ke arah luar seperti ditunjukkan tanda panah.
Bila tromol rem berputar ke arah depan dan pedal rem diinjak,
sepatu rem akan mengembang keluar dan bersentuhan (bergesekan)
dengan tromol rem. Sepatu rem sebelah kiri (primary shoe) terseret
searah dengan arah putaran tromol, sepatu bagian kiri ini disebut
leading shoe.
Sebaliknya sepatu rem sebelah kanan (secondari shoe) bekerja mengurangi gaya dorong pada sepatu rem, disebut sebagai
trailling shoe. Bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan
mundur), leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailling
shoe menjadi leading shoe. Tetapi pada saat maju maupun mundur
keduanya tetap menekan dengan gaya pengereman sama. .
e. Rem model cakram
Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri atas cakram yang
dapat berputar bersama-sama roda dan pada (bahan gesek) yang dapat menjepit cakram. Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad pada kedua sisi dari cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston hidrolik. Prinsip kerja rem model cakram ini ditujukkan secara skema pada
trailling shoe. Bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan
mundur), leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailling
shoe menjadi leading shoe. Tetapi pada saat maju maupun mundur
keduanya tetap menekan dengan gaya pengereman sama. .
e. Rem model cakram
Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri atas cakram yang
dapat berputar bersama-sama roda dan pada (bahan gesek) yang dapat menjepit cakram. Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad pada kedua sisi dari cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston hidrolik. Prinsip kerja rem model cakram ini ditujukkan secara skema pada
dan contoh konstruksinya diperlihakan pada
SISTEM PENERANGAN PADA MOBIL
Sistem penerangan (lighting sistem) sangat diperlukan untuk keselamatan pengendara dimalam hari. Sistem ini dibagi menjadi dua sistem penerangan :
Penerangan luar
- Lampu besar
- Lampu belakang
- Lampu rem
- Lampu jarak/kota
- Lampu tanda belok
- Lampu hazard
- Lampu plat nomor
- Lampu mundur
Penerangan dalam
- Lampu meter
- Lampu ruangan
Lampu Penerangan luar
1. Lampu besar
Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untuk menerangi jalan
dibagian depan kendaraan. Pada umumnya lampu besar ini dilengkapi dengan
lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat
dihidupkan dari salah satu switch oleh dimmer switch.
Tipe lampu besar
Ada dua tipe lampu besar yang digunakan Pada kendaraan, yaitu :
1) Lampu besar tipe sealed beam.
Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola lampunya tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola lampu dan filament terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.
Ada dua tipe lampu besar yang digunakan Pada kendaraan, yaitu :
1) Lampu besar tipe sealed beam.
Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola lampunya tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola lampu dan filament terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.
2) Lampu besar tipe semisealed beam.
Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam ialah pada konstruksinya, dimana pada semi sealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah sehingga tidak di perlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bila menggantinya dapat langsung diganti dengan cepat. Bola lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe seperti berikut:
Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam ialah pada konstruksinya, dimana pada semi sealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah sehingga tidak di perlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bila menggantinya dapat langsung diganti dengan cepat. Bola lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe seperti berikut:
- Bola lampu biasa
- Bola lampu Quartz – halogen
Lampu besar tipe Sealeed Beam
Cara memasang pada seat mengganti bole lampu Quartz Halogen :
Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu ini akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel pada permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia dapat menodai kacanya (quartz). Untuk mencegah ini peganglah bagian flange bila mengganti bola lampu untuk mencegah jari-jari menyentuh quartz.
Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu ini akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel pada permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia dapat menodai kacanya (quartz). Untuk mencegah ini peganglah bagian flange bila mengganti bola lampu untuk mencegah jari-jari menyentuh quartz.
Gambar Cara memasang bola lampu
2. Lampu jarak dan lampu belakang
Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lainnya, baik yang ada di depan maupun di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light).
Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lainnya, baik yang ada di depan maupun di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light).
Gambar Letak lampu jarak dan lampu belakang beserta saklarnya
3. Lampu Rem
Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang kendaraan sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaman d! bedakang yang mengikuti seat kendaraan mengerem.
Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang kendaraan sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaman d! bedakang yang mengikuti seat kendaraan mengerem.
Gambar lampu rem
4. Lampu tanda belok (turn sighal light)
Lampu tanda belok yang dipasang di bagian ujung kendaman
seperti pada fender depan, untuk memberi isyarat pada kendaraan yang
ada di depan, belakang dan sisi kendaraan bahwa pengendara bermaksud
untuk membelok atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara
tetap antara 60 sampai 120 kaii setiap menitnya. Lampu bisa
berkedip karena dilengkapi dengan flasher, Flasher tanda belok adalah
suatu alat yang menyebabkan lampu belok mengedip secara interval. Turn
signal flasher bekela pada prinsip yang bervariasi. Pada umumnya
menggunakan tipe semi - transistor yang kompak, ringan dan dapat
diandalkan. Dalam flasher tanda belok tipe semi-transistor, bila bola
lampunya putus, maka mengedipnya mulai cepat dari yang normal, dan ini
merupakan tanda kepada pengemudi untuk menggantinya.
Gambar lampu tanda belok
5. Lampu hazard (hazard warning light)
Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan kendaman dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu tanda belok, tapi seluruh lampu mengedip serempak.
Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan kendaman dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu tanda belok, tapi seluruh lampu mengedip serempak.
Gambar Lampu Hazard
6. Lampu plat nomor
Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala bila lampu belakang menyala.
Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala bila lampu belakang menyala.
Gambar Lampu Plat Nomor
7. Lampu mundurLampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat kebelakang kendaman saat mundur di malam hari, dan memberikan isyarat untuk kendaman yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud untuk mundur/sedang mundur. Lampu mundur akan menyala bila Luas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak ON.
Gambar Lampu Mundur
8. Lampu kabut
Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan lebat.
Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang berlaku yakni :
Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama lampu jarak dekat (pada saklar dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh menggunakan lensa wama putih atau warna kuning.
Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang berlaku yakni :
Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama lampu jarak dekat (pada saklar dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh menggunakan lensa wama putih atau warna kuning.
Gambar Rangkaian lampu kabut
Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar larnpu kepala harus pada
posisi lampu jarak dekat. Saat saklar lampu basket diaktifkan, anus
listrik dari saklar lampu kepala akan mengalir ke relay melalui saklar
lampu kabut. Dengan aktifnya relay maka arus listrik dari baterai akan
mengalir ke lampu kabut melalui sekering dan relay.
Lampu Penerangan Dalam
1. Lampu ruangan
Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruangan penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan (interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disatukan dengan switchnya yang mempunyai 3 (tiga) posisi yaitu : ON, DOOR dan OFF. (untuk memberi kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan dapat disetel hanya menyala bila salah satu pintunya dibuka. Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi DOOR.
Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruangan penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan (interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disatukan dengan switchnya yang mempunyai 3 (tiga) posisi yaitu : ON, DOOR dan OFF. (untuk memberi kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan dapat disetel hanya menyala bila salah satu pintunya dibuka. Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi DOOR.
Gambar Lampu ruangan
2. Lampu Instrumen Panel (lampu meter).
Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi meter-meter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi. Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang (tail light) menyala.
Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel.
Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi meter-meter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi. Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang (tail light) menyala.
Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel.
Macam-macam bola lampu dan titik pengunci dalam mengganti bola lampu.
Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah kendaraan, dapat dikiasifikasikan dalam beberapa cara. Pada modul kompetensi ini dijelaskan beberapa titik pengund pada saat mengganti bola lampu, yang dapat dikiasifikasikan berdasarkan bentuk base capnya yaitu
1) Bola lampu model single - end
Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah kendaraan, dapat dikiasifikasikan dalam beberapa cara. Pada modul kompetensi ini dijelaskan beberapa titik pengund pada saat mengganti bola lampu, yang dapat dikiasifikasikan berdasarkan bentuk base capnya yaitu
1) Bola lampu model single - end
Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang juga sebagai penghubung ke massa.
Blola lampu singie - end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single - end dan double filament pada bola lampu single end.
Blola lampu singie - end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single - end dan double filament pada bola lampu single end.
Gambar Jenis bola lampu single - end
Bola larnpu dipasang pada socket dengan menernpatkan pin pada base cap.
Mengganti bola lampu :
tekan bola lampu kedepan socket untuk melepas pin base cap tidak mengunci pada tarikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keiuar untuk melepasnya.
tekan bola lampu kedepan socket untuk melepas pin base cap tidak mengunci pada tarikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keiuar untuk melepasnya.
Memasang bola lampu:
Dalam rnemasang bola lampu yang baru urutannya adalah kebalikan dari cara melepasnya.
Dalam rnemasang bola lampu yang baru urutannya adalah kebalikan dari cara melepasnya.
Gambar Mengganti bola lampu
Pin pada bola lampu double filament single - end letaknya tidak segaris
(offset) dalam pengaturan tingginya. Hal ini Untuk mencegah kesalahan
posisi pernasangan lampu.
2) Bola lampu widge - base (socket gepeng).
2) Bola lampu widge - base (socket gepeng).
Tipe bole lampu ini mempunyai satu filament dan filamennya berhubungan langsung dengan socket terminal.
Gambar Bola lampu wigde - base
Mengganti bola lampu:tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan
Memasang bola lampu:
Dorong / tekan bola lampu pada lubang socket.
Dorong / tekan bola lampu pada lubang socket.
Gambar Memasang dan melepas bola lampu
3) Bola lampu dengan ujung ganda
Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base-cap. seperti pada gambar berikut:
Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base-cap. seperti pada gambar berikut:
Memperbaiki / mengganti bola lampu :
Tekan salah satu den terminal socket dam untuk membuka tarik keluar bola lampu tersebut.
Memasang bola lampu:
Tempatkan salah satu ujungnya ke dalarn lubang kemudian dorong / tekan yang lainnya sehingga kedua ujung masuk pada lubangnya masing-masing.
Tempatkan salah satu ujungnya ke dalarn lubang kemudian dorong / tekan yang lainnya sehingga kedua ujung masuk pada lubangnya masing-masing.
Gambar Bola lampu dengan ujung ganda
Gambar Cara memasang bola lampu
SISTEM PENGAPIAN
Pada umumnya terdapat beberapa Sistem Pengapian diantaranya adalah :
1. SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
2. SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
FUNGSI
Untuk membangkitkan bunga api pada busi ketika piston mencapai Titik Mati Atas
KOMPONEN UTAMA
1. BATTERY
2.CONTACT
3. COIL
4. CONDENSOR
5. DISTRIBUTOR
7. SPARKPLUG
FUNGSI KOMPONEN UTAMA SISTEM PENGAPIAN
1. BATTERY
Untuk menyimpan arus litrik DC
2. CONTACT
Untuk memutus dan menghubungkan arus litrik di dalam rangkaian
3. COIL
Untuk merubah arus listrik 12 V menjadi 20.000 V - 22.000 V
4. CONDENSOR
Untuk menyimpan arus litrik sementara
5. DISTRIBUTOR
Untuk memutus dan menghubungkan arus sekaligus mendistribusikannya ke seluruh busi
6.SPARKPLUG
Untuk membakar bahan bakar didalam silinder
PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
1. PERIKSA HUBUNGAN PRIMER COIL
2. PERIKSA HUBUNGAN SEKUNDER COIL
3. PERIKSA KABEL TEGANGAN TINGGI
4. PERIKSA KABEL BUSI 1 - 6
5. PERIKSA CELAH BUSI 1 - 6
6. PERIKSA CELAH PLATINA
7. PERIKSA TEGANGAN PENGAPIAN DENGAN TACH DWELL TESTER
CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Sistem pengapian elektronik mempunyai efisiensi yang lebih besar bila
dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional. Sistem pengapian ini
menggunakan komponen elektronik seperti transistor, dioda, resistor dan
kapasitor untuk memperbesar efisiensi sistem penyalaan. Sistem pengapian
elektronik juga dikenal dengan sistem pengapian transistor.
Sistem pengapian elektronik ada beberapa macam, antara lain:
- CCTI ( Contact Controlled Transistor Ignition)
- MCTI ( Magnetically Controlled Transistor Ignintion )
- CDI (Capasitor Discharge Ignition)
- IRLISPARK ( Infra Red Light Ignition System)
- PEI ( Pointless Electronic Ignition)
- AIS ( Amplifier Type Ignition System)
Dibandingkan dengan pengapian konvensional, pengapian sistem elektronik
mempunyai banyak kelebihan. Pengapian konvensional mempunyai beberapa
kekurangan, antara lain:
- Berkurangnya tegangan tinggi yang dihasilkan koil pada putaran rendah.
- Perubahaan saat pengapian cepat sekali.
Kedua hal tersebut diatas disebabkan oleh arus listrik yang mengalir
pada kontak pemutus dan terjadinya loncatan bunga api pada kontak
pemutus. Besarnya arus dan tegangan pada kumparan primer menyebabkan
timbulnya bunga api pada kontak pemutus. Besarnya arus listrik yang
mengalir pada kumparan primer menyebabkan timbulnya bunga api pada
kontak pemutus saat kontak pemutus akan menutup. Besarnya tegangan
induksi pada kumparan primer menyebabkan timbulnya bunga api listrik
pada saat kontak pemutus mulai membuka. Terbakarnya kontak pemutus
menyebabkan keausan sehingga mengakibatkan saat pengapian berubah.
Akibat loncatan bunga api pada saat kontak pemutus mulai membuka
mengakibatkan penurunan kecepatan pemutusan arus pada kumparan primer.
Akibatnya, tegangan tinggi yang dihasilkan kumparan sekunder koil
menjadi turun.
Transistor dipasangkan pada sistem pengapian modern untuk menghilangkan
terjadinya loncatan bunga api pada kontak pemutus. Oleh transistor
tersebut arus listrik yang mengalir melalui kontak pemutus diperkecil,
dan titi kontak tidak berhubungan langsung dengan kumparan primer agar
tidak ada arus induksi yang mengalir pada titik kontak pemutus saat
membuka.
Pemeriksaan dan perawatan:
- Untuk sistem pengapian elektronik dengan kontak pemutus, periksa celah kontak pemutus dengan fuller gauge atau pengetes dwel. Periksa keadaan kontak pemutus dan menutupnya kontak pemutus. Permukaan kontak pemutus yang kotor harus segera dibersihkan dengan ampelas. Besar celah kontak pemutus antara 0,4 sampai 0.5 mm. Jika penyetel celah kontak pemutus dilakukan dengan pengetes dwel, besarnya sudut dwel untuk motor 4 silinder biasanya 50 - 60 derajat. Untuk motor 6 silinder biasanya 38 - 42 derajat.
- Untuk sistem pengapian dengan kontak pemutus, periksa dan setel saat pengapian dengan lampu timing.
- Untuk sistem pengapian dengan komputer tidak perlu dilakukan penyetelan karena sistem ini memang tidak dapat disetel. Pemeriksaan dilakukan terhadap kabel - kabel tegangan tinggi dan keadaan elektroda busi.
- Untuk sistem pengapian elektronik dengan pemberi sinyal. periksa saat pengapian dengan lampu timing. Penyetelan saat pengapian seperti pada sistem konvensional. Besarnya sudut dwel diatur secara otomatis oleh unit kontrol dan tidak disetel.
Sistem pengapian elektronik dengan pemberi sinyal ( pick up)
Pada sistem ini saat pengapian hanya dapat dikontrol dengan lampu
timing. Penyetelannya seperti pada sistem pengapian konvensional.
Macam - macam pemberi sinyal:
Unit sistem pengapian komputer
Sistem pengapian ini tidak dapat disetel. Perawatannya cukup dengan membersihkan bagian - bagiannya saja.
SISTEM BATERAI
DEFINISI BATERAI
Baterai adalah sebuah kotak yang terbuat dari bahan karet atau plastik yang dikeraskan
FUNGSI
Sebagai Penyimpan arus listrik DC
KOMPONEN UTAMA DAN FUNGSI
1. PEMBATAS DINDING SEL
Pembatas dinding sel dari sel-sel baterai, baik sel baterai positif
maupun sel baterai negatif dengan tujuan agar tidak terjadi hubungan
singkat di antara sel-sel baterai tersebut dan juga untuk menjembatani
antara sel 1 hingga sel 6 yang mempunyai nilai tegangan masing-masing
sel yaitu 2 Volt
2. KOTAK BATERAI
Kotak baterai umumnya terbuat dari bahan karet atau plastik yang
dikeraskan, kotak ini di desain secara baik oleh pabrik pembuatnya
dengan tujuan untuk melindungi dan menghindari benturan atau gangguan
yang datang dari luar baterai semisal bentuk kejatuhan dari ketinggian
secara tak sengaja, ataupun tertimpa sebuah alat semacam dongkrak. namun
demikian sbaik apapun kotak baterai ini di buat terkadang mempunyai
umur pemakaian yang tidak maksimal semisal ketika jatuh dari ketinggian
tertentu terkadang kotak baterai langsung pecah dan cairan
elektrolitnyapun langsung berhamburan.
3. TERMINAL BATERAI
Terminal baterai berfungsi sebagai tempat mengikat kabel-kabel
terminal baterai yang akan menuju kepada terminal-terminal lain semisal
terminal pada kunci kontak, desain terminal baterai secara kasat mata
tidak mempunyai perbedaan yang berarti namun bila kita perhatikan secara
seksama sebenarnya kedua terminal tersebut mempunyai diameter yang
berbeda antar terminal (+) dengan terminal (-). umumnya perbedaan
tersebut terletak pada terminal (+) yang mempunyai diameter terminalnya
lebih besar dari diameter terminal (-). Hal ini di desain dengan sengaja
dengan tujuan untuk menghindari kesalahan pemasangan oleh teknisi mesin
ketika melihat tanda-tanda (+) dan (-) yang tercetak dengan bentuk
reflika timbul pada baterai telah mengalami keruskan atau keausan.
4. TUTUP BATERAI
Tutup baterai terbuat dari bahan plastik yang tahan panas dan zat
kimia, pada bagian bawahnya terdapat ulir yang akan terkait pada tutup
kotak baterai dan berbentuk segi empat memanjang sedangkan di bagian
atas dari tutup baterai tersebut terdapat lubang-lubang ventilasi.
5. LUBANG VENTILASI
Lubang ventilasi yang terdapat pada bagian atas dari kepala tutup
baterai mempunyai fungsi untuk membuang gas hasil destilasi cairan
elektrolit ketika baterai di berikan beban pemakaian tegangan listrik
yang mengalir dalam rangkaian-rangkaian seperti ; sistem starter, sistem
pengapian maupun sistem penerangan. mengingat gas yang keluar malalui
tutup baterai sangat berbau, jangan di hirup karena akan mengganggu
kesehatan tubuh
6. TUTUP KOTAK BATERAI
Tutup kotak baterai berada di bagian atas yang menjadi penutup dari sebuah kotak baterai yang berfungsi melindungi komponen-komponen baterai bagian dalam dari kejatuhan partikel kotoran dan debu yang beterbangan di dalam bengkel ataupun cairan pelumas yang tertumpah secara tidak sengaja oleh teknisi bengkel.
Tutup kotak baterai berada di bagian atas yang menjadi penutup dari sebuah kotak baterai yang berfungsi melindungi komponen-komponen baterai bagian dalam dari kejatuhan partikel kotoran dan debu yang beterbangan di dalam bengkel ataupun cairan pelumas yang tertumpah secara tidak sengaja oleh teknisi bengkel.
7. PENGHUBUNG SEL
Penghubung sel berfungsi untuk menghubungkan sel-sel dari tiap-tiap sel baterai agar tiap sel baterai saling bersinergi menjadi nilai tegangan yang maksimal. Tiap-tiap sel yang saling dihubungkan mempunyai nilai 2 Volt bila setiap sel dari tiap sel tersebut terdapat 6 berarti nilai tegangan dari baterai tersebut kurang lebih 12 Volt.
Penghubung sel berfungsi untuk menghubungkan sel-sel dari tiap-tiap sel baterai agar tiap sel baterai saling bersinergi menjadi nilai tegangan yang maksimal. Tiap-tiap sel yang saling dihubungkan mempunyai nilai 2 Volt bila setiap sel dari tiap sel tersebut terdapat 6 berarti nilai tegangan dari baterai tersebut kurang lebih 12 Volt.
8. PEMBATAS ANTARA
Pembatas antara tutup kotak baterai dengan kotak baterai itu sendiri
biasanya direkatkan sangat kuat agar penutup baterai tidak lepas
ketika di angkat atau dipindahkan kedalam ruang mesin oleh teknisi
bengkel. Hal ini memberikan kesan bahwa sistem baterai didesain dengan
keakuratan tinggi.
9. SEL (-)
9. SEL (-)
Sel baterai terdiri dari gabungan plat positif dan plat negatif yang
disekatkan oleh separator antara plat yang satu dengan plat yang
lainnya, Jumlah dan ukuran plat adalah dua faktor yang menentukan
kapasitas amper-jam nominal dari sel. Setiap grup plat positif dan
setiap grup plat negatif masing-masing di satukan oleh pemegang platnya
sendiri. Pada setiap sel jumlah plat negatif lebih banyak satu dari pada
plat positif, sehingga sisi luar plat sel adalah negatif. Bahan aktif
plat (-) adalah timah murni (simbol kimia Pb) berwarna Abu-abu.
10.SEL (+)
Bahan aktif plat (+) adalah timah peroksida (simbol kimia PbO2) yang berbentuk kristal dengan butir-butir yang sangat kecil dan berwarna kecoklat-coklatan.
10.SEL (+)
Bahan aktif plat (+) adalah timah peroksida (simbol kimia PbO2) yang berbentuk kristal dengan butir-butir yang sangat kecil dan berwarna kecoklat-coklatan.
11.ALAS BATERAI
Alas baterai mempunyai fungsi sebagai kedudukan dan penumpu berat
dari totalitas berat baterai, oleh karena ketika membongkar atau
memasang baterai hendaknya hati-hati agar kondisi baterai tidak jatuh
yang dapat menyebabkan pecah atau retak pada bagian alas baterai
sehingga cairan elektrolit pada baterai dapat merembes keluar (bocor
baterai).
12.SEPARATOR
12.SEPARATOR
Bahan lembaran tipis yang memisahkan antara plat (-) dan plat (+)
yang mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan energi yang
tersimpan, dibuatnya ruruk-rusuk pada sisi permukaan plat (+) separattor
bertujuan agar volume asam sulfat lebih banyak beredar pada daerah
permukaan plat (+) sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan fasilitas
sirkulasi asam dalam sel. Terdapat bermacam-macam separator yaitu ;
kayu, karet atau plastik yang berlubang, lembaran berlubang dari silica
dan fiber glass.
13.RUANG ENDAPAN
13.RUANG ENDAPAN
Ruang endapan merupakan ruang yang terdapat dibagian alas baterai
yang berfungsi untuk mengendapkan butiran-butiran atau serpihan-serpihan
halus yang berasal dari plat-plat baterai ketika baterai sedang di
gunakan (di beri beban) yang dapat menyebabkab
RANGKAIAN INSTALASI PEMAKAIAN BATERAI
RANGKAIAN SERI
Pada
Rangkaian Seri jika dua buah baterai di jumper menjadi satu rangkaian,
maka tegangannya akan bertambah tetapi arusnya tetap.
RANGKAIAN PARALEL
Pada
Rangkaian Paralel jika dua buah baterai di jumper menjadi satu, maka
tegangannya tidak bertambah (tetap) tetapi arusnya bertambah.
RANGKAIAN SERI PARALEL
Pada
Rangkaian Seri-Paralel, jika tiga buah baterai di jumper menjadi satu,
maka tegangannya bertambah, (terakumulasi hanya dua buah baterai) dan
arusnya pun bertambah lebih besar.
RANGKAIAN INSTALASI PENGISIAN BATERAI
PENGISIAN LAMBAT
Pengisian lambat membutuhkan waktu 6 - 8 jam
PENGISIAN CEPAT
Pengisian cepat membutuhkan waktu 3 jam
SECARA UMUM BATERAI DIBEDAKAN MENJADI 2 JENIS, YAITU :
1. BATERAI TIPE KERING
CONTOH ; Baterai Kering Sepeda Motor (1 amp), baterai remote, baterai Notebook, baterai HP, dll
2. BATERAI TIPE BASAH DIBEDAKAN MENJADI 4 JENIS YAITU :
1.BATERAI DENGAN PENGELUARAN GAS
Baterai
dengan pengeluaran gas adalah baterai yang umum kita lihat sehari-hari
terutama pada sepeda motor di mana pada baterai ini dilengkapi dengan
selang pengeluaran gas yang berfungsi sebagai saluran pembuang gas
hasil destilasi uap cairan elektrolit ketika baterai diberikan beban
listrik.
2. BATERAI DENGAN SAMBUNGAN PROBE
Baterai
ini dilengkapi dengan sebuah probe yaitu semacam alat sensor yang dapat
mendeteksi tinggi atau rendah cairan elektrolit yang terdapat didalam
baterai. Bila cairan elektrolit di dalam baterai berada pada posisi
Lower Level, otomatis probe akan mengirimkan sinyal dalam bentuk bunyi
yang akan memberitahukan pemilik kendaraan untuk melakukan pengisian
kembali cairan elektrolit.
3. BATERAI BEBAS PEMELIHARAAN
Pada
baterai ini gas hasil destilasi yang seharusnya keluar melalui tutup
baterai yang dapat mengakibatkan korosif pada terminal baterai di
gunakan kembali (reuse) di dalam baterai itu sendiri sehingga
memungkinkan pemilik kendaraan tidak terlalu repot melakukan perawatan
pada baterai jenis ini
4. BATERAI "S"
Baterai
"S" bermakna Special atau khusus, karena baterai ini mempunyai desain
khusus terutama pada bagian separatornya yang berbeda dengan desain
separator pada umumnya
PERAWATAN DAN PERBAIKAN BATERAI
1. PERIKSA TEGANGAN BATERAI
Periksa tegangan baterai dengan menggunakan Multitester
Tegangan yang baik 12 - 13,5 Volt
Tegangan yang baik 12 - 13,5 Volt
Bukalah semua tutup baterai lalu
Periksa Tiap-tiap sel baterai dengan menggunakan Multitester
Jika baterai yang diukur 12 Volt berarti tiap sel harus turun 2 Volt
Berhati-hatilah jangan sampai merusak sel-sel dari tiap sel baterai yang di ukur
2. PERIKSA KONDISI BERAT JENIS CAIRAN ELEKTROLIT
Lakukan pemeriksaan dengan menggunakan Hidrometer, Bacalah pada takaran ukuran yang ada
Bila Hijau = Sangat Baik
Bila Putih = Baik
Bila Merah = Kurang
Berat jenis standart 1,26-1,28 kg/l
3. PERIKSA TERMINAL BATERAI
Periksa
terminal baterai dari kemungkinan korosif atau timbul jelaga salju
akibat terkena uap dari cairan elektrolit, jika timbul demikian
bersihkan
jangan lupa periksa juga sambungan-sambungan kabel terminal baterai dari karat atau putus
KERUSAKAN - KERUSAKAN BATERAI
1. Kotak baterai retak atau pecah
2. Sel baterai rusak
3. Tutup baterai tersumbat sehingga baterai melembung
4. Terminal baterai korosif
5. Air aki selalu kering
6. Tegangan baterai selelu turun
SISTEM STARTER
FUNGSI
Sebagai Penggerak mula, ketika mesin pertama kali di nyalakan
TERDAPAT 3 JENIS SISTEM STARTER
1. TIPE PLANETARY
Pada
starter tipe ini menggunakan tiga buah gear sebagai penopang poros
armature juga sebagai penggerak armature itu sendiri sebelum memutar
kopling dan pinion gear.
2. TIPE REDUKSI
Pada starter tipe ini terdapat gear-gear yang saling mereduksi dari kumparan armature hingga ke gear pada poros kopling
3. TIPE KONVENSIONAL
Pada
starter tipe ini hanya terdapat satu buah gear yaitu pinion gear yang
akan terhubung ke fly wheel gear ketika drive lever mendorong gear
tersebut saat starter berputar
URAIAN
Untuk
mempersempit materi bahasan tentang sistem starter, blogger hanya akan
membahas tentang sistem starter tipe konvensional saja. seperti gambar
di bawah ini.
KETERANGAN GAMBAR
1. SWITCH STARTER
2. PEGAS PLUNYER
3. PLUNYER
4. DRIVE LEVER
5. FRONT HOUSING
6. PINION GEAR
7. STOP COLAR
8. ARMATURE
9. RING PENAHAN
10.REAR HOUSING
11.BRUSH HOLDER
12.FIELD COIL
13.BRUSH
14.BOLD HOLDER
KOMPONEN BESAR UTAMA SISTEM STARTER
1. KUMPARAN MEDAN (FIELD COIL)
Fungsi : Untuk menimbulkan medan magnet dalam arah mendatar
2. KUMPARAN JANGKAR (ARMATURE)
Fungsi : Untuk menimbulkan medan magnet dalam arah melingkar
Pada armature terdapat komponen, yaitu :
1. KOMUTATOR
Fungsi : Untuk kedudukan sikat arang karbon (Brush)
2. STARTER CLUTCH
Fungsi : Untuk mencegah putaran berlebih dari motor starter
3. PINION GEAR
Fungsi : Untuk memutar roda gigi fly wheel
3. RANGKAIAN SIKAT DAN SIKAT
Fungsi : sebagai tempat kedudukan sikat dan juga untuk mengalirkan arus listrik kedalam rangkaian starter
4. SWITCH STARTER
Fungsi : Untuk menghubung dan memutuskan arus litrik yang mengalir pada pada rangkaian
Terdapat 3 Terminal pada switch starter yaitu : 30, 50 dan C
dan juga terdapat dua buah gulungan utama yaitu : Pull in Coil dan Hold in Coil
5. DRIVE LEVER
Fungsi : Untuk menghantarkan atau mendorong pinion gear terhubung ke fly wheel gear
CARA KERJA SISTEM STARTER DALAM RANGKAIAN
Ketika
kunci kontak di ON kan, arus listrik dari baterai mengalir melewati
rangkaian sikring lalu ke terminal 50 dari switch starter.
bersamaan
dengan itu ada pula sebagian arus listrik yang mengalir ke terminal 30
dari switch starter yang dapat menimbulkan kemagnetan dari kumparan Pull
in Coil dan Hold in Coil dari switch starter yang menarik plunyer
switch starter sehingga drivel lever mendorong kopling dan pinion gear
ke fly wheel gear
PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM STARTER
1. LAKUKAN PENGUKURAN PADA KUMPARAN JANGKAR (ARMATURE)
a. Pengukuran komutator hubungan terbuka
Jika terdapat hubungan, maka armature baik namun jika tidak terdapat hubungan maka kontinuitas armature putus
b. Pengukuran komutator hubungan masa
Jika tidak terdapat huungan maka armature baik, namun jika terdapat hubungan maka kontinuitas armature bocor
2. LAKUKAN PENGUKURAN PADA FIELD COIL
c. Pengukuran sirkuit Field Coil hubungan terbuka
Jika terdapat hubungan maka field coil baik namun jika tidak terdapat hubungan maka continuitas field coil putus
d. Pengukuran sirkuit Field Coil hubungan massa
Jika tidak terdapat hubungan maka field coil baik namun jika terdapat hubungan maka continuitas dari field coil bocor
3. LAKUKAN PENGUKURAN PANJANG SIKAT DAN RANGKAIAN SIKAT
Panjang sikat yang diukur tergantung dari tipe starter yang di gunakan oleh kendaraan masing-masing namun jika sikat masih panjang dan kondisinya masih baik (belum aus dan rompal) tidak perlu diganti
Pada Pengukuran isolasi sikat seharusnya tida ada hubungan namun jika ada hubungan maka rangkaian sikat harus di ganti
4. LAKUKAN PEMERIKSAAN STARTER CLUTCH DAN PINION GEAR
KERUSAKAN - KERUSAKAN MOTOR STARTER
1. Rangkaian sikat dan sikat sudah aus atau putus
2. Kumparan switch starter rusak
3. kumparan Field Coil Bocor atau putus
3. Sepatu kutub terbakar
3. Sikring putus
4. Baterai soak
SISTEM PENGISIAN
ALTERNATOR
Fungsi : Untuk melakukan pengisian kembali tegangan baterai
KOMPONEN BESAR UTAMA ALTERNATOR
1. ROTOR terdiri dari :
1..MUR PENGIKAT
2. PULI
3. FAN
4. FRONT HOUSING
5. ROTOR COIL
6. SLIP RING
7. BANTALAN
2. STATOR terdiri dari :
1. STATOR COIL
2. DIODE ( + / - )
3. BRUSH HOLDER
4. BRUSH
5. REAR HOUSING
3. REGULATOR
Fungsi : Untuk memasukkan arus listrik kedalam kumparan rotor, meskipun putarannya berubah-ubah.
CHART REGULATOR 6 TERMINAL
KETERANGAN TERMINAL
TERMINAL B (BATTERY / BATERAI)
TERMINAL N (NEUTRAL / NETRAL)
TERMINAL L (LAMP / LAMPU)
TERMINAL IG (IGNITION / PENGAPIAN)
TERMINAL F (FUSE / SIKRING)
TERMINAL E (EMITTANCE / EMITTER)
CARA KERJA SISTEM PENGISIAN DALAM RANGKAIAN
PERHATIKAN ANIMASI BERIKUT
PERAWATAN DAN PERBAIKAN ALTERNATOR
1. PERIKSA CONTINUITAS OPEN CIRCUIT ROTOR COIL
2. PERIKSA CONTINUITAS MASSA ROTOR COIL
Periksa hubungan massa dari rotor coil, jika ada hubungan (Bocor), jika tidak ada hubungan (Baik)3. PERIKSA DIAMETER SLIPRING
Periksa
diameter slipring dari keausan akibat gesekan dengan brush, Diameter
standart dari slipring tergantung dari sfesifikasi pabrik, jika sudah
aus (Ganti baru)
4. PERIKSA CONTINUITAS OPEN CIRCUIT STATOR COIL
Periksa hubungan terbuka stator coil, jika ada hubungan (Baik), jika tidak ada hubungan (Putus)5. PERIKSA CONTINUITAS MASSA STATOR COIL
6. PERIKSA CONTINUITAS DIODA (+) DAN DIODA (-)
7. PERIKSA PANJANG SIKAT
Ukur panjang sikat (sesuai sfesikasi pabrik) jika sudah aus, terbakar atau rusak (Ganti baru)
KERUSAKAN-KERUSAKAN ALTERNATOR
1. ROTOR COIL PUTUS/TERBAKAR
2. STATOR COIL PUTUS/TERBAKAR
3. DIODA TELAH PUTUS/TERBAKAR
4. REGULATOR COIL RUSAK ATAU TERBAKAR
5. BRUSH DAN BRUSH HOLDER PUTUS
6. BEARING AUS ATAU RUSAK
SISTEM SUSPENSI
FUNGSI
Untuk meredam kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak rata
PADA UMUMNYA SUSPENSI TERSUSUN DARI DUA BAGIAN UTAMA, YAITU :
1. PEGASPegas secara langsung menahan kejutan yang terjadi. Pegas mempunyai sisfat elastis untuk menahan kejut,
JENIS-JENIS PEGAS DIBAGI TIGA, YAITU :
1. PEGAS DAUN (LEAF SPRING)
Pegas ini terdiri atas lapisan plat baja yang diikat atau disusun
menjadi satu. Susunan dimulai dari pegas yang pendek yang terletak
dibagian bawah dan disatukan denganjalan di keling atau dibaut bagian
tengahnya. Bagian pegas yang panjang dibulatkan membuat mata pegas
untuk pemasangan pegas pada rangka.
2. PEGAS COIL (COIL SPRING)
Pegas ini mempunyai tahanan atau redaman kejutan yang lebih baik
dibandingkan dengan pegas daun yang tidak terjadi gesekan anatau pegas
yang menyebabkan getaran pada body.
3. PEGAS BATANG TORSI (TORSION BAR SPRING)
Pegas ini umumnya digunakan oleh mobil-mobil kecil pada suspensi
depan. Pegas ini tebuat dari baja elastis yang mampu menahan puntiran
yang terjadi. Bila salah satu ujung pegas diikat dengan keras dan ujung
lain dipasang pada arm maka saat arm bergerak naik turun, batang akan
menahan gerakan ini sehingga menghasilkan efek penyerapan kejutan yang
terjadi
2. SHOCKABRSORBER
Shockabsorber dirancang untuk meredam, oksilasi pegas akibat kejutan sehingga kendaraan akan aman dan nyaman.
1. JENIS-JENIS ABSORBER
Jenis-jenis absorber dibedakan berdasarkan
a. Cara kerjanya
- Kerja Tunggal (Single Action)
- Kerja Ganda ( Multiple Action)
b. Konstruksi
- Type Twin Tube
- Type Mono Tube
c. Medium Kerja
- Hidrolis
- Pneumatis
JENIS-JENIS SUSPENSI
Berdasarkan konstruksi pada mekanisme suspensi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. JENIS POROS PEJAL (RIGID AXLE SUSPENSION)
Pada type ini poros roda kiri-kanan dipasangkan bersama pada sebuah
poros diatas pegas-pegas. Suspensi model ini mempunyai konstruksi
sederhana, kuat oleh karena itu banyak digunakan sebagai suspensi depan
dan belakang (Mobil angkutan berat) dan suspensi belakang (Mobil
penumpang)
2.JENIS POROS BEBAS (INDEPENDENT SUSPENSION)
Pada type ini roda kiri-kanan menggantung satu sama lain dengan
bebas, dimana memungkinkan tiap roda bekerja sendiri menerima
kejutan-kejutan lain.
1. TYPE WISHBONE
Type ini terdiri atas Upper Suspension Arm dan Lower Suspension Arm
dengan Frame dan Steering Knuckle dengan Pegas Koil dan Peredam Kejut
2. TYPE MACPHERSON
Type ini terdapat Upper Arm, Konstruksi sederhana da memungkinkan ruang mesin lebar
3. TYPE SWING AXLE
Pada type ini poros dibaut dua bagian dan diberi Pivot ditengahnya sehingga dapat berayun keatas dan kebawah secara terpisah
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
TROUBLE SHOOTING
SISTEM KEMUDI
FUNGSI
Untuk mengendalikan arah gerak kendaraan
SISTEM KEMUDI DIBEDAKAN MENJADI 2 JENIS,
YAITU :
1. SISTEM KEMUDI MANUAL
2. SISTEM KEMUDI OTOMATIS (KEMUDI DAYA)
URAIAN
1. SISTEM KEMUDI MANUAL
KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI
1. STEERING WHEEL
2. STEERING COLUMN
3. STEERING GEAR
4. STEERING LINGKAGE
FUNGSI KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI
1. STEERING WHEEL
Mengendalikan arah roda depan melalui lengan penghubung
2. STEERING COLUMN
Untuk meneruskan arah putaran dari kemudi ke steering gear
3. STEERING GEAR
Untuk memungkinkan roda depan dapat diarahkan sesuai dengan arah putaran kemudi yang diinginkan
4. STEERING LINGKAGESebagai penghubung untuk memindahkan tenaga putar dari steering wheel ke roda depan.
Pada dasarnya Steering Gear dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Jenis Worm and Sector Roller
b. Jenis Worm and Sector
c. Jenis Screw Pin
d. Jenis Screw and Nut
e. Jenis Recirculating Ball
KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI JENIS RECIRCULATING BALL
1. RODA KEMUDI
2. POROS UTAMA KEMUDI
3. BATANG KEMUDI
4. BAK RODA GIGI KEMUDI
5. LENGAN PITMAN
6. BATANG PENGHUBUNG
7. TIE ROD
8. LENGAN IDLER
9. LENGAN NAKEL
10. BALL JOINT SUSPENSI
11. BANTALAN ATAS
FUNGSI KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI JENIS RECIRCULATING BALL
1. RODA KEMUDI
Mengendalikan arah roda depan melalui lengan penghubung
2. POROS UTAMA KEMUDI
Mengirim gaya putar roda kemudi ke bak roda gigi kemudi
3. BATANG KEMUDI
Tempat Poros Utama
4. BAK RODA GIGI KEMUDI
Merubah gerak putar kemudi ke gerakkan maju mundur lengan penghubung
5. LENGAN PITMAN
digerakkan maju mundur oleh bak roda gigi kemudi dan dihubungkan dengan batang penghubung
6. BATANG PENGHUBUNG
Menghubungkan Tie Rod di sebelah kanan dan kiri
7. TIE ROD
Menghubungkan lengan nakel dan batang penghubung
8. LENGAN IDLER
Menunjang batang penghubung dan tie rod
9. LENGAN NAKEL
Mengendalikan roda depan sesuai dengan gerakkan lengan penghubung
10. BALL JOINT SUSPENSI
Tempat berputarnya roda-roda depan
11. BANTALAN ATAS
Tempat dudukan peredam kejut
f. Jenis Rack and Pinion
KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI JENIS RACK AND PINION
1. RODA KEMUDI
2. POROS UTAMA KEMUDI
3. BATANG KEMUDI
4. POROS INTERMEDIATE
5. RACK AND PINION
6. TIE ROD
7. SEPATU RACK
8. LENGAN NAKEL
KOMPONEN UTAMA RACK
1. BALL JOINT
2. TIE ROD
3. RACK
4. PINION
5. BOAT
FUNGSI KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI
JENIS RACK AND PINION
1. RODA KEMUDI
Mengendalikan arah roda depan melalui lengan penghubung
2. POROS UTAMA KEMUDI
Mengirim gaya putar roda kemudi ke bak roda gigi kemudi
3. BATANG KEMUDI
Merupakan tempat poros utama
4. POROS INTERMEDIATE
Menghubungkan poros utama dan poros pinion
5. RACK AND PINION
Menambah gaya yang dikirim dari roda kemudi dan gerakkan putar dirubah menadi gerak translasi
6. TIE ROD
Menghubungkan lengan nakel dan batang penghubung
7. SEPATU RACK
Mencegah masuknya lumpur dan debu kedalam mekanisme rack
8. LENGAN NAKEL
Mengendalikan roda-roda depan sesuai dengan gerakkan lengan penghubung
SISTEM KOPLING
FUNGSI
Untuk memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi
KOPLING DIBEDAKAN DALAM BEBERAPA JENIS, YAITU :
1. KOPLING MANUALKOMPONEN UTAMA KOPLING
1. RODA GILA
2. PLAT KOPLING
3. PLAT PENEKAN
4. PEGAS DIAFRAGHMA
5. TUTUP KOPLING
6. BANTALAN PEMBEBAS
7. GARPU PEMBEBAS
FUNGSI KOMPONEN UTAMA KOPLING
1. FLY WHELL (RODA GILA)
Tempat kedudukan sistem kopling
2. DISC CLUTCH (PLAT KOPLING)
Media penghantar putaran dari mesin ke transmisi
3. PRESSURE PLATE (PLAT PENEKAN)
Untuk menekan clutch disc
4. DIAFRGHMA SPRING (PEGAS DIAFRAGHMA)
Untuk memberikan tekanan pada pressure plate
5. CLUTCH COVER (TUTUP KOPLING)
Untuk menjepit clutch disc terhadap fly wheel
6. RELEASE BEARING (BANTALAN PEMBEBAS)
Untuk meneruskan gaya tekan dari release fork
7. RELEASE FORK (GARPU PEMBEBAS)
Untuk menekan release bearing sehingga menyentuh diafraghma spring
JENIS-JENIS KOPLING
1. KOPLING MANUAL
TERDIRI DARI :
a. KOPLING SINGLE PLATE
b. KOPLING DOUBLE PLATE
2. KOPLING AUTOMATIS
Torque Converter di digunakan pada kopling otomatis sebagai pengganti kopling manual
SISTEM PENGGERAK KOPLING
1. SISTEM PENGGERAK MEKANIS
Pada sistem ini tenaga yang digasilkan dorongan pedal yang menggerakkan Release Fork diteruskan langsung oleh kabel pembebas.
Mekanisme penggerak in sekarang kurang banyak digunakan, karena memiliki
kekurangan yaitu, untuk kendaraan besar seperti truk yang memerlukan
kekuatan besar kurang kuat, dan penekanannnya lambat
2. SISTEM PENGGERAK HIDROLIK
Sistem pengggerak ini menggerakkkan Release Fork melalui mekanisme
penekanan minyak rem secara Hidrolis. Sistem ini sangat efisien dan
cepat dalam pemindahan tenaga dari injakan pedal ke Release Fork
CARA KERJA
Bila pedal kopling di pijak, minyak yang
terdapat dalam silinder utama akan terdesak keluar melalui pipa,
selanjutnya mendesak torak di dalam silinder slave silinder kemudian
menggerakkan release fork
FUNGSI RELEASE CYLINDER
Menggerakkan piston dengan tekanan hidrolik dari silinder utama dan mengoperasikan release fork melaui tongkat pendorong
PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM KOPLING
1. BUKALAH KOPLING DAN RUMAH KOPLING
2. LAKUKAN PENGUKURAN PADA FLY WHEEL MENGGUNAKAN DIAL INDIKATOR
KEOLENGAN MAKSIMUM = 0,1 mm
3. PERIKSALAH KEDALAMAN PAKU KELING PADA CLUTCH DISC DENGAN SIGMAT
KEDALAMAN PAKU KELING MINIMUM = 0,3 mm
4. PERIKSALAH PEGAS DIAFRAGHMA DARI KEAUSAN
LIMIT KEDALAMAN = 0,6 mm
LEBAR = 5,0 mm
5. PERIKSA CELAH PRESSURE PLATE
CELAH STANDART = 0,5 mm
6. PERIKSA KONDISI RELEASE BEARING DARI KEOLENGAN
TROUBLE SHOOTING
1. KOPLING SLIP
- Permukaan plat kopling aus atau terbakar
- Permukaan plat kopling terkontaminasi oleh minyak pelumas
2. KOPLING GADUH
- Tidak terdapat pelumas pada sambungan dari sistem penggerak kopling
- Bantalan mekanisme pelepas kopling sudah aus atau rusak
3. KOPLING MENGGESEK
- Jarak antara kopling dengan lantai terlalu rendah
- Permukaan plat kopling rusak
SISTEM TRANSMISI
PENEMU TRANSMISI : LOUIS-RENE PANHARD dan EMILE LEVASSOR
Fungsi : Untuk memutus dan menghubungkan putaran mesin sehingga kendaraan dapat berhenti, meskipun mesin tetap dalam keadaan hidup
SISTEM TRANSMISI DI BEDAKAN MENJADI 2 JENIS YAITU :
1. SISTEM TRANSMISI MANUAL
1. Slidingmesh Type
2. Constantemesh Type
3. Syncromesh Type
2. SISTEM TRANSMISI OTOMATIS
1. Manumatic Type
2. Semi Automatic type
3. Elelctro Hidraulic Type
4. Dual Clutch Type
URAIAN
1. TRANSMISI MANUAL
Transmisi Manual terdiri dari empat komponen utama, yaitu :
1. Input Shaft
2. Output Shaft
3. Counter Gear
4. Reverse Gear
Sistem Transmisi Manual dikenal juga sebagai transmisi "Gearbox" yang terdiri dari :
1, Transmisi Sekuensial
2, Transmisi Non Sekuensial
3. Transmisi tanpa Sinkronisasi
4. Transmisi dengan Sinkronisasi
4. Transmisi Pre Selektor
JENIS-JENIS TRANSMISI MANUAL
1. SLIDINGMESH TYPE
Jenis ini merupakan dasar pertama kali ditemukannya transmisi, dengan
konstruksi yang sangat sederhana. Transmisi jenis ini sudah tidak lagi
dikembangkan, walaupun demikian jenis ini masih sering digunakan dan
terbatas hanya untuk gear percepatan dan mundur
2. CONTSTANTMESH TYPE
Jenis ini merupakan pengembangan dari jenis slidingmesh type, dimana
bentu gear tidak lagi lurus melainkan helical, walaupun demikian saat
perpindahan gera masih terjadi kesukaran
Dinamakan constantmesh type karena counter gear selalu berkaitan atau
berhubungan dengan gear pada main shaft. sedangkan gear pada main shaft
dihubungkan dengan perantara bearing sehingga gear dan main shaft dapat
berputar bebas.
3. SYNCROMESH TYPE
Transmisi jenis ini mempunyai konstruksi seperti jenis constantmesh.
pada jenis ini untuk memindahkan putaran dari main gear ke main shaft
digunakan syncromesh, sehingga perpindahan putaran dapat dilakukan
dengan mudah pada berbagai kecepatan.
JENIS-JENIS TRANSMISI AUTOMATIC
1. MANUMATIC TYPE
Transmisi Manumatic berasal dari kata "Manual" dan "Automatic"
Pada transmisi ini pengemudi cukup memilih tanda (+) untuk menaikan
rasio perpindahan gigi dan tanda (-) untuk menurunkan rasio perpindahan
gigi.
Perpindahan gigi terjadi secara sekuensial
2, SEMI AUTOMATIC TYPE
Pada Transmisi ini menggunakan Sensor Elektrik, Sistem Pneumatik dan
Prosesor, serta Actuator untuk mengeksekusi perintah pengemudi saat
memindahkan rasio perpindahan gigi transmisi
3. ELEKTRO HIDRAULIC TYPE
Transmisi ini merupakan transmisi buatan Jepang yang dikenal dengan "HondaMatic"
Pada transmisi ini terdapat komponen Pompa Hidraulic, Hidraulic Motor
Piston dan jugaPompa Swash Plate yang bekerja menyerupai cara kerja
sistem AC jenis Swash Plate
4. DUAL CLUTCH TYPE
Pada transmisi ini terdapat dua buah kopling yang saling terhubung dalam satu poros Infut Shaft.
MEKANISME PEMINDAH GIGI
1. JENIS PENGONTROL REMOTE
1. COLUMN SHIFT TYPE
Pada jenis ini tuas pemindah terpisah dengan transmisi, tuas pemindah berada di batang kemudi
2. FLOOR SHIFT TYPE
Pada jenis ini posisi tuas pemindah berada tepat di lantai bagian bawah dari kemudi
2. JENIS PENGONTROL LANGSUNG
Pada
jenis ini tuas pemindah gear transmisi berada langsung pada transmisi
sehingga proses pemindahan gear transmisi dapat dikontrol dengan baik
KERUSAKAN-KERUSAKAN TRANSMISI
1. GEAR SUKAR DI PINDAHKAN
2. SAMBUNGAN GEAR RUSAK
3. TERDENGAR BUNYI-BUNYI
No comments:
Post a Comment